KisahNabi Isa mengumpamakan nasib orang-orang yang serakah. Kisah Nabi Isa mengumpamakan nasib orang-orang yang serakah. REPUBLIKA.ID; REPUBLIKA TV; GERAI; IHRAM; Thursday, 6 Ramadhan 1443 / 07 April 2022 Puasa Nabi; Tips Puasa; Kuliner; Fiqih Ramadhan; Hikmah ramadhan; Infografis; JURNAL-HAJI video; haji-umrah; journey; halal; tips
ADA cerita lama tentang seorang anak muda datang kepada Nabi Isa Alaihissalam. Beliau bertanya keperluan pemuda itu. Sang pemuda ingin menjadi pelayan Nabi Isa. "Kalau sekarang mungkin mencari berkah ya," tutur KH Muhammad Idrus Ramli saat menceritakan kisah Nabi Isa dan pemuda itu sebagaimana ditayangkan dalam Youtube. Nabi Isa menerima permintaan pemuda tersebut dan keduanya berjalan kaki beriringan. Satu saat Nabi Isa mengajak pemuda berhenti dulu untuk sarapan. Nabi Isa mengeluarkan roti tiga potong. "Satu buat kamu, satu buat saya, satunya sisakan saja. Jangan dimakan," pesan Nabi Isa. Selesai makan roti, Nabi Isa hendak pergi ke sungai untuk mengambil minuman. Pemuda itu disuruh menjaga roti di tempat tersebut. Setelah Nabi Isa kembali lagi, roti yang tinggal satu potong itu sudah tidak ada. Baca juga Kisah Hikmah dari Gajah dan Anjing yang Hamil Ditanya anak muda itu, "Mana rotinya yang tinggal satu potong?" kata Nabi Isa. Anak muda itu menjawab tidak tahu. Mendengar jawaban itu Nabi Isa berkata, "Ya sudah kalau enggak tahu enggak apa-apa. Ayo kita berangkat lagi." Masuk waktu siang, Nabi Isa mengajak pemuda itu berhenti lagi untuk makan kembali. Saat mereka duduk, datang induk rusa bersama dua anak rusa lewat. Salah satu anak rusak ditangkap oleh Nabi Isa dan disembelih lantas dibakar. Setelah matang, daging rusa itu dimakan berdua sampai habis tinggal tulang-tulangnya. Tulang berulang rusa itu dikumpulkan oleh Nabi Isa dan dikatakan, "Hiduplah!" Dengan mukjizat dari Allah, tulang-belulang rusak itu merapikan dirinya lalu dagingnya datang sedikit demi sedikit dan berdiri serta hidup lagi. Nabi Isa lantas bertanya kepada anak muda itu. "Tadi yang menghidupkan tulang belulang rusak hidup lagi mukjizat dari Allah?" "Benar yang Nabi Allah," jawab pemuda itu. "Nah dengan kebenaran mukjizat tadi saya mau tanya siapa yang makan roti sisa satu tadi pagi." "Saya enggak tahu Nabi Allah." "Ya sudah kalau enggak tahu enggak apa-apa. Ayo berangkat lagi." Baca juga UAS Ungkap Amalan agar Dagangan Laris Manis Usaha Lancar Jaya Keduanya pun berjalan lagi dan menemui sungai yang dalam dan tidak ada perahu di sekitarnya. Nabi Isa kemudia meminta pemuda memegang tangannya dan keduanya berjalan di atas air. Setelah sampai di seberang, Nabi Isa bertanya sama anak muda itu, "Kalau kamu berjalan sendirian di atas air bagaimana ya?" "Tenggelam ya Nabi Allah," jawab pemuda. "Karena kamu pegang tangan saya kamu kan bisa jalan di atas air, benar itu mukjizat dari Allah?" "Benar Nabi Allah." "Nah dengan kebenaran mukjizat ini, siapa yang makan roti sisa satu tadi pagi?" tanya Nabi Isa sekali lagi. "Saya enggak tahu ya Nabi Allah." Sang pemuda tetap pada jawaban semula. Baca juga Tidak Ada Kebenaran paling Nyata selain Allah Al-Haq Keduanya berjalan lagi hingga sampai di tengah hutan. Di sekitar banyak pasir dan kerikil berserakan. Nabi Isa lalu menyuruh anak uda untuk duduk dahulu di tempat tersebut. Nabiyullah Isa Alaihissalam mengumpulkan pasir-pasir dan kerikil. Setelah disatukan, Nabi Isa berkata, "Jadilah emas." Tiba-tiba pasir-pasir dan kerikil itu menjadi emas. Terkejut anak muda ini. Ia berpikir kali ini ia pasti mendapatkan emas itu seperti makanan sebelumnya. Tumpukan emas ini oleh Nabi Isa dibagi menjadi tiga. Setelah dibagi menjadi tiga, anak muda itu bertanya kepada Nabi Allah, "Ini kok jadi tiga?" "Kenapa jadi tiga? Ini dibagi tiga untuk tiga orang. Satu tumpuk buat saya. Satu tumpuk buat kamu. Satunya lagi buat yang makan roti sisa satu tadi pagi." "Itu saya ya nabi Allah yang makan rotinya." Nabi Isa pun berkata, "Kalau begitu itu untuk kamu dan ini juga buat kamu semua. Namun mulai sekarang kamu enggak usah ikut saya lagi." Baca juga Agar Anak Terhindar Zina, Bacakan Dua Surat Al-Quran Ini Setelah Nabi Isa pergi sendiri, anak muda ini sibuk mengumpulkan emasnya menjadi satu tumpuk. Ketika itu datanglah dua perampok membawa pedang. Kepada anak muda itu, "Pergi atau mati," kata perampok. Akhirnya anak muda itu mengusulkan agar emas dibagi tiga saja daripada bertengkar nanti ada yang mati. Mendengar hal itu, kedua perampok menyetujui saran tersebut. Setelah dibagi tiga, mereka merasakan kelaparan. Salah satu usul agar ada yang pergi ke kampung untuk membeli makanan. Dua orang yang menjaga emas di tempat itu. Satu orang pun pergi ke kampung membeli makanan. Di perjalanan, orang itu berpikir cara agar emas itu buat dirinya saja. Ia punya ide untuk memberikan racun dalam dua bungkus makanan. Baca juga 10 Syair Cinta Allah Sufi Wanita Rabiah Al-Adawiyah Dua orang di hutan juga tidak diam saja. Keduanya berdiskusi agar tiga tumpukan emas dibagi dua saja. Mereka sepakat untuk membunuh si pembawa makanan tadi jika sudah sampai. Datanglah si pembawa konsumsi menyerahkan dua bungkus makanan. Begitu menyerahkan makanan, dia dibunuh. Setelah dia mati, dua orang lantas memakan makanannya. Keduanya akhirnya mati juga karena racun. Besoknya Nabiyullah Isa bersama murid-muridnya kaum hawariyin lewat daerah itu. Murid-muridnya menjerit karena terkejut. "Ya Nabi Allah kenapa tiga orang itu? Semua terkapar mati di tengah-tengahnya ada tumpukan emas. Kenapa begitu?" Kata Nabi Isa, "Itulah perumpamaan dunia. Mereka mati karena saling rebutan untuk menguasai dunia." OL-14
KisahNabi Isa mengumpamakan nasib orang-orang yang serakah. Kisah Nabi Isa mengumpamakan nasib orang-orang yang serakah. REPUBLIKA.ID; REPUBLIKA TV; GERAI; IHRAM; REPJABAR; REPJOGJA; RETIZEN; BUKU REPUBLIKA; REPUBLIKA NETWORK; Thursday, 16 Rajab 1443 / 17 February 2022. Menu. HOME; RAMADHAN
DIKISAHKAN pada suatu waktu Nabi Isa as. berjalan dengan seorang temannya yang baru ia kenal. Mereka berdua menelusuri jalan di tepi sungai dengan membawa tiga potong roti. Roti tersebut mereka bagi, untuk Nabi Isa sepotong, untuk teman barunya sepotong, sehingga masih tersisa satu potong roti lagi. Setelah memakan sepotong roti itu, Nabi Isa pergi menuju ke sungai untuk minum. BACA JUGA Yang Membuat Mandi Junub Tidak Sah, Perhatikan 7 Hal Ini Sekembalinya dari sungai, Nabi Isa melihat sepotong roti tadi sudah tidak ada. Ketika beliau bertanya kepada temannya, sang teman mengaku tidak tahu. Keduanya pun kembali melanjutkan perjalanan. Sesampai di sebuah hutan, mereka berdua duduk untuk beristirahat. Nabi Isa mengambil tanah dan kerikil, kemudian beliau berkata, “Jadilah emas dengan izin Allah.” Seketika kerikil itu pun berubah menjadi emas. Kemudian Nabi Isa membagi emas yang berasal dari tersebut menjadi tiga bagian. “Untukku sepertiga, dan kamu sepertiga, sedang sepertiga sisanya akan kuberikan untuk orang yang mengambil roti tadi.” Simak kisah selengkapnya dalam video berikut ini.
KisahNabi Isa mengumpamakan nasib orang-orang yang serakah. Kisah Nabi Isa mengumpamakan nasib orang-orang yang serakah. REPUBLIKA.ID; REPUBLIKA TV; GERAI; IHRAM; REPJABAR; REPJOGJA; RETIZEN; BUKU REPUBLIKA; Saturday, 4 Rajab 1443 / 05 February 2022. Menu. HOME; RAMADHAN
JAKARTA - Alkisah, suatu hari Nabi Isa AS dan seorang sahabatnya berjalan di tepi sungai. Keduanya memakan tiga potong roti. Satu potong untuk Nabi Isa, satu potong untuk orang itu. Adapun sisa satu potong roti lagi untuk disimpan. Namun, sesudah Nabi Isa pergi minum ke sungai dan kembali, beliau mendapati sepotong roti yang tersisa sudah tidak ada. Maka, beliau pun bertanya, “Siapakah yang telah mengambil sepotong roti sisa untuk disimpan ini?” Sahabatnya itu menjawab, “Aku tidak tahu.” Tiba-tiba, mereka melihat seekor rusa dan kedua anaknya. Nabi Isa AS menyuruh sahabatnya itu untuk menangkap anak rusa. Kemudian, hewan itu disembelih dan dimasak. Keduanya memakan sajian itu. Sesudah itu, Nabi Isa AS memohon kepada Allah SWT agar anak rusa yang telah disembelih itu hidup kembali. Hiduplah ia atas izin Allah. Nabi Isa bertanya kepada sahabatnya, “Demi Allah, yang memperlihatkan kepadamu bukti kekuasaan-Nya ini, siapakah yang telah mengambil sepotong roti yang disimpan itu?” Jawab sahabatnya, “Aku tidak tahu.” Mereka melanjutkan perjalanan. Sampailah keduanya di hutan belantara. Saat sedang duduk-duduk, Nabi Isa mengambil tanah dan kerikil, kemudian berkata, “Jadilah emas dengan izin Allah.” Tiba-tiba, tanah dan kerikil itu berubah menjadi emas. Nabi Isa lantas membaginya jadi tiga bagian. Beliau berkata kepada sahabatnya, “Untukku sepertiga. Sepertiga lainnya, untukmu. Sepertiga sisanya untuk orang yang mengambil roti tadi.” Sontak sahabat itu berseru, “Akulah yang mengambil roti itu!” Nabi Isa berkata, “Ambillah semua bagian emas ini untukmu.” Maka, Nabi Isa berpisah, melanjutkan perjalanan seorang diri. *** Waktu terus berlalu. Orang yang tadinya sahabat Nabi Isa itu kemudian didatangi dua orang perampok. Mereka akan membunuhnya. Maka, orang itu mencoba bernegosiasi, “Lebih baik kita bagi tiga saja emas-emas ini.” Kedua perampok itu setuju. Tengah hari, mereka mulai lapar. Seseorang menyuruh kawannya pergi ke pasar untuk berbelanja makanan. Di pasar, orang yang sedang berbelanja itu timbul perasaan dalam dirinya. Ia berkata dalam hati, “Untuk apa kita semua membagi harta emas itu? Bukankah semuanya bisa untukku?" Orang ini lalu berencana jahat. Makanan yang dibelinya kemudian dibubuhi racun. Tujuannya, agar dua orang yang sedang menunggunya mati. Kemudian, seluruh emas dapat diambilnya. Sementara itu, dua orang yang sedang menunggu juga berpikir. "Untuk apa kita membagi tiga harta emas ini? Lebih baik jika ia datang, kita bunuh saja. Lalu, harta ini kita bagi dua!" Saat orang yang berbelanja telah pulang, keduanya pun segera membunuhnya. Maka, harta yang ada dibagi dua bagian. Karena lapar, keduanya lantas makan dari belanjaan yang telah dibeli korban. Keduanya tak tahu makanan itu mengandung racun. Mereka pun mati. Nabi Isa SAW berjalan di hutan dan mengetahui kejadian tersebut. Maka, ia pun berkata kepada pengikutnya, “Inilah perumpamaan dunia. Maka berhati-hatilah kalian kepadanya.” Kisah tersebut cukup masyhur di kalangan pegiat atau pencinta tasawuf dan bersumber dari seorang ulama generasi tabi’in, Wahab bin Munabbih 34-110 H. sumber Pusat Data RepublikaBACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini
Padasuatu hari Nabi Isa 'Alahis-salaam berjalan dengan seorang teman yang baru dikenalnya. Keduanya menelusuri tepi sungai sambil memakan tiga potong roti. Nabi Isa A.s. satu potong dan satu potong untuk orang itu, sisa satu potong. Demikianlah kisah yang dicatat dalam buku 1001 kisah orang-orang teladan yang berbicara tentang ketamakan
SUATU hari Nabi Isa Alahis-salaam berjalan dengan seorang teman yang baru dikenalnya. Keduanya menelusuri tepi sungai sambil memakan tiga potong roti. Nabi Isa satu potong dan satu potong untuk orang itu, sisa satu Nabi Isa pergi minum ke sungai, dan kembali roti yang sepotong itu tidak ada, beliau bertanya kepada temannya, “Siapakah yang telah mengambil sepotong roti?”Jawab teman baru itu, “Aku tidak tahu.”Keduanya meneruskan perjalanan. Tiba-tiba melihat rusa dengan kedua anaknya, maka dipanggillah salah satu dari anak rusa itu lalu disembelihnya dan dibakar. Kemudian dimakan berdua, lalu Nabi Isa As menyuruh anak rusa yang telah dimakan itu supaya hidup kembali maka hiduplah ia dengan izin Allah, kemudian Nabi Isa As bertanya, “Demi Allah, yang memperlihatkan kepadamu bukti kekuasaan-Nya itu siapakah yang mengambil sepotong roti itu?”Jawabnya, “Aku tidak tahu.”Kemudian keduanya meneruskan perjalanan hingga sampai ke tepi sungai, lalu Nabi Isa As memegang tangan temannya itu dan mengajaknya berjalan hingga sampai ke seberang. “Demi Allah, yang memperlihatkan kepadamu bukti ini, siapakah yang mengambil sepotong roti itu?”Jawabannya, tetap, “Aku tidak tahu.”Ketika berada di hutan dan keduanya sedang duduk-duduk, Nabi Isa As mengambil tanah dan kerikil, lalu diperintahkan, “Jadilah emas dengan izin Allah.”Tiba-tiba kerikil itu berubah menjadi emas, lalu dibagi menjadi tiga bagian.“Untukku sepertiga, dan kamu sepertiga, sedang sepertiga ini untuk orang yang mengambil roti.”Serentak teman itu menjawab, “Akulah yang mengambil roti itu.”Lantas Nabi Isa berkata, “Ambillah semua bagian ini untukmu.”Keduanya pun berpisah. Tak lama kemudian orang itu didatangi dua orang perampok yang akan membunuhnya. Teman Nabi Isa itu menawarkan, “Lebih baik kita bagi tiga saja.”Tiga orang itu setuju. Lalu menyuruh salah seorang pergi ke pasar berbelanja makanan, maka timbul perasaan orang yang berbelanja itu, “Untuk apa kita membagi emas itu, lebih baik makanan ini aku saja isi racun biar keduanya mati, dan emas ini selamat.”Makanan itu pun dibubuhinya racun. Sementara orang yang tinggal berkata, “Untuk apa kita membagi emas ini, jika ia datang lebih baik kita bunuh saja, dan emas itu kita bagi dua.” Ketika orang yang berbelanja itu datang, dibunuhlah oleh keduanya. Lalu hartanya dibagi menjadi dua, kemudian keduanya makan dari makanan yang telah diberi racun itu, maka matilah keduanya, dan tinggallah harta itu di hutan, sedang mereka mati di sekitar harta itu. []
KisahNabi Isa mengumpamakan nasib orang-orang yang serakah. Kisah Nabi Isa mengumpamakan nasib orang-orang yang serakah. REPUBLIKA.ID; REPUBLIKA TV; GERAI; IHRAM; REPJABAR; REPJOGJA; RETIZEN; BUKU REPUBLIKA; Monday, 21 Jumadil Akhir 1443 / 24 January 2022. Menu. HOME; RAMADHAN
SUATU hari Nabi Isa Alahis-salaam berjalan dengan seorang teman yang baru dikenalnya. Keduanya menelusuri tepi sungai sambil memakan tiga potong roti. Nabi Isa satu potong dan satu potong untuk orang itu, sisa satu potong. Saat Nabi Isa pergi minum ke sungai, dan kembali roti yang sepotong itu tidak ada, beliau bertanya kepada temannya, “Siapakah yang telah mengambil sepotong roti?” Jawab teman baru itu, “Aku tidak tahu.” BACA JUGA 8 Fakta Kedatangan Nabi Isa di Akhir Zaman Keduanya meneruskan perjalanan. Tiba-tiba melihat rusa dengan kedua anaknya, maka dipanggillah salah satu dari anak rusa itu lalu disembelihnya dan dibakar. Kemudian dimakan berdua, lalu Nabi Isa As menyuruh anak rusa yang telah dimakan itu supaya hidup kembali maka hiduplah ia dengan izin Allah, kemudian Nabi Isa As bertanya, “Demi Allah, yang memperlihatkan kepadamu bukti kekuasaan-Nya itu siapakah yang mengambil sepotong roti itu?” Jawabnya, “Aku tidak tahu.” Kemudian keduanya meneruskan perjalanan hingga sampai ke tepi sungai, lalu Nabi Isa As memegang tangan temannya itu dan mengajaknya berjalan hingga sampai ke seberang. “Demi Allah, yang memperlihatkan kepadamu bukti ini, siapakah yang mengambil sepotong roti itu?” Jawabannya, tetap, “Aku tidak tahu.” Ketika berada di hutan dan keduanya sedang duduk-duduk, Nabi Isa As mengambil tanah dan kerikil, lalu diperintahkan, “Jadilah emas dengan izin Allah.” Tiba-tiba kerikil itu berubah menjadi emas, lalu dibagi menjadi tiga bagian. “Untukku sepertiga, dan kamu sepertiga, sedang sepertiga ini untuk orang yang mengambil roti.” Serentak teman itu menjawab, “Akulah yang mengambil roti itu.” Lantas Nabi Isa berkata, “Ambillah semua bagian ini untukmu.” Keduanya pun berpisah. Tak lama kemudian orang itu didatangi dua orang perampok yang akan membunuhnya. Teman Nabi Isa itu menawarkan, “Lebih baik kita bagi tiga saja.” BACA JUGA Dialog Nabi Isa dan Iblis Tiga orang itu setuju. Lalu menyuruh salah seorang pergi ke pasar berbelanja makanan, maka timbul perasaan orang yang berbelanja itu, “Untuk apa kita membagi emas itu, lebih baik makanan ini aku saja isi racun biar keduanya mati, dan emas ini selamat.” Makanan itu pun dibubuhinya racun. Sementara orang yang tinggal berkata, “Untuk apa kita membagi emas ini, jika ia datang lebih baik kita bunuh saja, dan emas itu kita bagi dua.” Ketika orang yang berbelanja itu datang, dibunuhlah oleh keduanya. Lalu hartanya dibagi menjadi dua, kemudian keduanya makan dari makanan yang telah diberi racun itu, maka matilah keduanya, dan tinggallah harta itu di hutan, sedang mereka mati di sekitar harta itu. []
Keduanyamenelusuri tepi sungai sambil memakan tiga potong roti. Nabi Isa A.s. satu potong dan satu potong untuk orang itu, sisa satu potong. Saat Nabi Isa A.s. pergi minum ke sungai, dan kembali roti yang sepotong itu tidak ada, beliau bertanya kepada temannya, "Siapakah yang telah mengambil sepotong roti?" Jawab teman baru itu, "Aku tidak tahu."
Keduanyamenelusuri tepi sungai sambil memakan tiga potong roti. Nabi Isa A.s. satu potong dan satu potong untuk orang itu, sisa satu potong. Saat Nabi Isa A.s. pergi minum ke sungai, dan kembali roti yang sepotong itu tidak ada, beliau bertanya kepada temannya, "Siapakah yang telah mengambil sepotong roti?"
KisahBuah Tiga Potong Roti Diriwayatkan bahwa Nabi Isa as. berkunjung ke suatu desa di mana ada seorang tukang penatu yang diadukan kepada Nabi Isa, karena ia menahan air, meludahi dan mengotorinya. Oleh penduduk desa diminta agar Nabi Isa berdo'a kepada Allah agar si tukang penatu itu tidak dikembalikan lagi ke desa itu jika ia pergi.
css6D. ehx9w841gz.pages.dev/74ehx9w841gz.pages.dev/3ehx9w841gz.pages.dev/430ehx9w841gz.pages.dev/194ehx9w841gz.pages.dev/474ehx9w841gz.pages.dev/27ehx9w841gz.pages.dev/161ehx9w841gz.pages.dev/4
kisah nabi isa dan roti