Selamaini dalam dunia pewayangan ataupun pemikiran masyarakat jawa pada umumnya, Kresna adalah tokoh yang baik, berwibawa dan berwatak ksatria karena memihak Pandawa dan mewejangi Pandawa dengan petuah-petuah bijak serta merupakan ahli strategi perang Pandawa. Padahal, sebenarnya menurut saya, Kresna tak ubahnya tokoh dalam pewayangan yang licik, kadang-kadang pengecut meskipun memang ia cerdas, jahat, dan tidak berwatak ksatria.
Kresna adalah salah seorang pemimpin yang memiliki karakter unik dan karisma tersendiri di era Mahabarata. Lahir di negri Mandura, dibesarkan dan digembleng di desa terpencil Widarakandang, yang masih menjadi bagian dari negri Mandura. Dan kemudian menjadi raja besar di negri Dwarawati. Kresna adalah seorang raja sekaligus politisi dan diplomat ulung di jamannya. Kresna adalah putra kedua Prabu Basudewa, raja dari Mandura. Basudewa yang memiliki tiga orang putra, yaitu Baladewa, yang memiliki nama muda Kakrasana, Narayana yang ketika bergelar raja bernama Kresna, dan Rara Ireng, yang kemudian dikenal dengan nama Dewi Wara Sumbadra. Ketiga bersaudara putra Basudewa ini, sejak kecil dititipkan di padepokan Widarakandang, diasuh oleh Ki Demang Antagopa, dan istrinya Nyi Ken Sagupi. Ini terjadi ketika sebelum mereka bertiga lahir, menurut desas-desusnya, permaisuri Mandura, Dewi Maerah telah melahirkan seorang putra yang berwujud raksasa, dan beranjak remaja, bernama Kangsadewa yang sesumbar akan membunuh adik-adiknya bila mereka besar demi mendapat tahta Mandura. Sehingga demi keselamatan Kakrasana, Narayana, dan Rara Ireng, mereka disembunyikan di desa terpencil itu. Ketika mereka beranjak dewasa, baik Kakrasana maupun Narayana, sama-sama mengembara secara terpisah demi mengejar ilmu kanuragan dan kautaman. Terutama yang kemudian banyak belajar dari para resi dan begawan, dan anehnya, Narayana juga banyak mendapat pembelajaran dari mimpi-mimpi di kala tidurnya. Ketika mereka kembali ke Widarakandang, Kakrasana, dan Narayana, mendapat cobaan yang nyata ketika Kangsadewa terang-terangan menantang mereka dan menuntut hak atas tahta negri Mandura. Kangsadewa dibantu pamannya yang terkenal sakti bernama Suratimantra. Sebuah rahasia terkuak ketika sebenarnya Kangsadewa sejatinya bukan anak Basudewa. Dia memang lahir dari rahim Dewi Maerah, yang terpedaya oleh seorang sakti Bangsa Raksasa bernama Gorawangsa. Yang memiliki ilmu ajian panglimunan, menipu penglihatan siapa pun yang berjumpa dengannya. Ketertarikannya kepada Dewi Maerah, membuatnya menyaru sebagai Basudewa dan kala itu hidup beberapa lama di istana Mandura, ketika Basudewa yang asli pergi dari istana. Suratimantra adalah adik dari Gorawangsa. Keributan pun terjadi. Gorawangsa bertempur seru dengan Basudewa, sementara Kangsadewa dan Suratimantra memburu Kakrasana dan Narayana. Beruntung salah seorang adik Basudewa, bernama Ugrasena segera memacu kudanya ke negri Hastinapura, meminta bantuan kakak iparnya, Pandu Dewanata. Dengan bantuan Pandu yang datang bersama anak keduanya yang masih remaja, tapi badannya tinggi besar dua kali rata-rata Bangsa Manusia biasa, bernama Bratasena, maka Gorawangsa dan Suratimantra pun mati. Kangsadewa yang lengah dan gentar setelah kematian orang tua dan pamannya, pun menjadi lengah dan mati di tangan Kakrasana. Sejak itulah Kakrasana, Narayana dan Rara Ireng diboyong ke kerajaan Mandura. Tak berapa lama kemudian tahta Mandura pun deserahkan kepada anak sulung Basudewa, Kakrasana. Yang setelah dilantik duduk disinggasana bergelar Prabu Baladewa. Sementara Narayana diangkat menjadi senapati agung negri itu. Namun rupanya, kakak-adik ini tidak memiliki visi yang sama dalam memimpin negri Mandura. Sang raja Baladewa yang memang memiliki temperamen tinggi dan mudah marah, terkadang mengambil keputusan-keputusan yang menyangkut kelangsungan kehidupan negri dan menentukan nasib rakyat Mandura, dalam keadaan emosi dan dengan kondisi marah. Sehingga keputusan-keputusan itu pun terkadang ditentang oleh adiknya sendiri, Narayana, yang berulangkali mengingatkannya agar Baladewa diminta belajar terlebih dahulu mengendalikan dan memimpin dirinya sendiri dari amarah berlebihan yang tidak seharusnya dimiliki oleh seorang raja besar. Di bilik tersembunyi istana pun terkadang, mereka berdua, Baladewa dan Narayana, seringkali adu mulut dan bersitegang tentang banyak hal. Narayana, yang dalam pemikirannya berusaha selalu mengedepankan kepentingan negri Mandura, perlawanannya kepada sang raja Baladewa, disikapi secara berbeda olehnya. Baladewa dalam kondisi emosi menganggap Narayana iri atas tahtanya di Mandura, dan berusaha merongrong kewibawaannya, demi ingin duduk disanggasana menggantikannya sebagai raja Mandura. Sejak itulah Narayana merasa disingkirkan dan memilih untuk pergi dari istana. Rara Ireng justru memutuskan ikut Narayana, yang dianggapnya lebih memiliki kesepahaman dengannnya. Narayana pun hidup di pinggiran sisi barat Mandura, berbatasan dengan hutan Wanamarta sisi selatan. Hidup diantara rerimbunan hutan dan menjadi perompak bagi para bangsawan dan kayaraya yang lewat di daerah persembunyiannya, untuk kemudian harta yang diperolehnya dibagi-bagikan kepada rakyat miskin dan terpencil, jauh dari jangkauan kebijakan istana Mandura. Memang pertentangan Baladewa dengan adiknya, Narayana, yang paling kentara adalah pada hal kebijakan Baladewa yang lebih berpihak kepada para bangsawan dan kayaraya pemilik modal. Dan semakin menindas rakyat miskin. Sehingga keputusan Narayana menjadi perompak adalah sebagai wujud protesnya atas kebijakan-kebijakan yang diambil kakaknya. Cukup lama Narayana menjalani hidup demikian, sampai kemudian suatu ketika aksinya digagalkan oleh seorang senapati agung bangsa Hastinapura, dan dia diberi wejangan agar mengakhiri jalan hidup yang seperti itu, dan mulai membangun sebuah upaya nyata untuk memperjuangkan idealismenya. Seorang senapati yang menyadarkannya adalah salah satu sesepuh bangsa Hastinapura yang begitu dihormati di seluruh dunia wayang, dan dikenal dengan sikap pengabdian sepanjang hidupnya, dia yang dikenal dengan nama Resi Bisma, seorang ksatria senapati yang memilih jalan hidup bagai seorang begawan. Sejak itu Narayana pergi semakin ke barat, memasuki negri bernama Dwarawati. Sebuah negri yang banyak dihuni Bangsa Manusia tapi dipimpin oleh seseorang berdarah Bangsa Raksasa, bernama Prabu Narasingha. Seorang raja yang dalam kebijaksanaanya justru meminggirkan Bangsa Manusia yang mayoritas, tapi secara fisik lebih kecil dan lebih lemah dibanding Bangsa Raksasa yang minoritas. Narayana pun berbaur dengan rakyat negri Dwarawati. Di negri inilah kemudian Narayana belajar untuk berorganisasi, memimpin sebuah pergerakan demi kesamaan hak antara Bangsa Manusia dengan Bangsa Raksasa di negri Dwarawati. Di negri inilah Narayana mengawali pembelajaran dirinya sebagai seorang diplomat, dan menebar pengaruh dengan cara dialog tanpa kekerasan. Walaupun dia memiliki kesaktian ilmu kanuragan yang tinggi, tapi di Dwarawati, dia lebih banyak melebarkan sayap dan semakin banyak orang yang hormat dan segan kepadanya dengan cara-cara tanpa sama sekali menggunakan kesaktiannya. Sampai kemudian Prabu Narasingha memburunya, dan menjadikan Narayana sebagai pemberontak di negri Dwarawati. Namun rupanya Narasingha terlalu percaya diri, bahwa rakyatnya masih takut kepadanya. Dia terkejut ketika melihat sebagian besar penduduknya sudah berani secara terbuka menentangnya atas rasa percaya diri yang berhasil ditanamkan Narayana. Tanpa kesulitan yang berarti, justru Narayana yang berhasil memasuki istana Dwarawati dalam upaya meminta Narasingha meletakkan tahta secara baik-baik. Narasingha yang keras kepala itu pun harus mati terbunuh oleh Narayana, ketika dia memaksakan diri untuk menyerang Narayana, pada saat dia mulai mengetahui bahwa sebagian besar prajurtinya pun sudah mulai menyeberang dan berdiri di belakang Narayana. Rakyar Dwarawati pun satu suara, dan meminta Narayana menjadi raja di Dwarawati setelah istana kosong ditinggal Narasingha. Sejak itulah Narayana bertahta di negri Dwarawati, dan bergelar Prabu Sri Kresna. Ketika itu pun Kresna menunjukkan sikap kenegarawanannya, saat dia juga merangkul orang-orang yang dulu ada di sekitar Narasingha. Termasuk mengangkat Narayudajaya, salah satu keponakan Narasingha, sebagai salah seorang senapati negri Dwarawati. Ketika mendengar Pandawa dibuang di hutan Wanamarta yang terletak di utara negri Dwarawati, Kresna pun segera bergegas ke sana, teringat hutang budinya ketika dia dibantu Pandu, ayah Pandawa dalam melenyapkan ancaman Mandura. Atas bantuan Kresna, Pandawa pun berhasil membangun negri dengan membuka hutan Wanamarta, dan menjadikan wilayah itu negri bernama Amarta. Perlahan tapi pasti, Dwarawati dan Amarta pun menjadi besar dan semakin menjadi negri yang dihormati di seluruh wilayah Dunia Wayang. Dwarawati yang dipimpin Sri Kresna dan Amarta yang dipimpin oleh Yudhistira pun merintis sebuah cita-cita demi sebuah perdamaian di seluruh Dunia Wayang. Perdamaian yang dilandasi saling menghargai dan menghormati antar wilayah negri yang berdaulat dan bermartabat. Kehendak ini pun mereka sampaikan ketika mereka mengundang seluruh tokoh raja, begawan, ksatria di seluruh Dunia Wayang, dalam sebuah perhelatan di negri Amarta yang bernama Sesaji Rajasuya. Justru banyak pemimpin negri yang merasa iri ketika hadir dalam perhelatan Rajasuya dan menyaksikan sendiri mewahnya istana Amarta. Sebagian justru salah sangka dengan menganggap acara Rajasuya sebagai upaya Yudhistira untuk pamer atas istana barunya. Sehingga ketegangan-ketegangan pun terjadi. Yang justru semakin mengeruhkan suasana, ditambah ulah licik pihak Kurawa yang berhasil semakin membuat dua kubu kekuatan di dunia wayang, demi agenda sang raja Duryudana yang iri atas keberhasilan Yudhistira, justru di saat pengasingannya. Kresna, yang kemudian tanggap atas peta pengkutuban kekuatan itu pun, langsung berupaya membantu Yudhistira yang tetap ingin mengupayakan penyelesaian hak atas negri Hastinapura secara damai. Sampai kemudian Kresna sendiri yang datang menjadi duta bagi pihak Pandawa, walaupun nyata-nyata Pandawa kembali sebelumnya ditipu daya dan dibuang selama tigabelas tahun di negri Wirata. Rupanya upaya Kresna untuk membangun dialog itu tidak berhasil. Justru Duryudana, pimpinan Kurawa secara terbuka menantang Pandawa. Sebuah tantangan yang mau tak mau disikapi dengan persiapan pertempuran yang disepakati dilakukan di padang Kurusetra. Kresna sendiri yang kemudian mendampingi Pandawa menjadi penasihat perang. Kresna, seorang raja, pimpinan negri sekaligus juru bicara dan diplomat ulung yang juga pandai dalam strategi perang. Perang Pandawa - Kurawa yang berkobar yang dikenal dengan nama Baratayuda. Adalah Kresna yang mengusulkan strategi demi strategi formasi perang bagi Pandawa. Dia yang begitu pandai membuat tarik ulur, kapan harus menggempur secara luar biasa, kapan harus mundur sejenak, kapan harus menyerang dengan kekuatan apa adanya demi strategi memberi angin musuh dalam rangka melenakan mereka. Kresna yang juga mengusulkan kepada Yudhistira, siapa dan kapan sang panglima perang di medan laga. Sebelum Baratayuda dimulai, Kresna yang mencoba berstrategi memancing Karna agar berkehendak meminta Salya, sang mertua sebagai saisnya saat pertempuran. Karena Kresna tahu bahwa hubungan mertua menantu antara Karna dan Salya tidak begitu bagus. Dan itu bisa menjadi sebuah keberuntungan di pihak Pandawa. Ketika Baratayuda baru mulai, Kresnalah yang mengembalikan semangat Arjuna untuk maju perang, ketika si Arjuna dilanda keraguan harus berhadapan dengan saudara-saudaranya sendiri. Nasihat yang begitu indah yang kemudian tertuang dalam kitab Bhagawadgita. Kresna yang dengan jelinya mengusulkan untuk memasang seorang panglima perang perempuan ketika pihak Kurawa memasang Bisma sebagai panglimanya. Kresnalah yang meminta Gatotkaca sebagai panglima ketika Karna maju menjadi pimpinan perang Kurawa, demi menyelamatkan Arjuna dari senjata pamungkas Karna. Gatotkaca yang kemudian mati oleh senjata mematikan Konta milik Karna yang hanya meminta satu korban, dan siapa pun itu pasti mati. Kresnalah yang kemudian berstrategi mempertemukan Salya dengan Yudhistira. Karena hanya dengan Yudhistira-lah Salya bisa dikalahkan. Sampai Baratayuda selesai dengan kemenangan dipihak Pandawa, tak lepas dari kepandaian dan kejelian Kresna dalam melihat pertanda dan strategi yang tepat untuk diterapkan dalam peperangan. Tapi sosok penggambaran Kresna, tetap seperti cermin bagi kehidupan kita. Kresna yang piawai dalam diplomasi dan strategi, juga memiliki kekurangan-kekurangan. Salah satu hal yang paling kelihatan adalah kekurangan Kresna yang dinilai gagal dalam membina keluarganya sendiri demi kejayaan negri Dwarawati. Kresna memiliki tiga orang istri dan dua orang anak angkat. Dikisahkan Kresna yang memang memiliki kemahiran dalam membangun perdamaian di negri Wayang, sehingga dia dipilih oleh Dewa Wisnu, yang memutuskan menempuh jalan kematiam dan menyatu dengan hati dan pikiran Kresna. Hal inilah yang kemudian cerita itu menggiring kepada keputusan Kresna yang mengangkat anak kepada Sitija dan Siti Sendari, dua anak kandung Dewa Wisnu, dari istrinya Dewi Pertiwi. Sitija yang memiliki watak keras dan memiliki hati seperti batu. Sementara Siti Sendari yang manja dan selalu dihinggapi rasa cemburu, apalagi ketika sejak menikah dengan Abimanyu, mereka tahu tak juga kunjung dikaruniai keturunan. Istri Kresna yang pertama adalah Dewi Jembawati. Seorang putri cantik dari bangsa Kera. Perkawinan mereka melahirkan Samba, seorang ksatria yang sombong dan tak pernah tersentuh kesopanan. Samba yang dalam berbicara seringkali menyinggung perasaan orang lain. Samba yang ketika dewasa juga tak bisa mengendalikan diri dan merayu kakak iparnya sendiri, Dewi Adnyanawati, istri Sitija. Samba yang kemudian mati oleh kemarahan Sitija. Sebuah kejadian tragedi kematian Sitija yang membuat Kresna lepas kendali dan membunuh Sitija, anak angkatnya sendiri. Sementara adik Samba bernama Gunadewa. Seorang tampan yang memiliki postur tubuh dan cara berjalan seperti bangsa Kera. Gunadewa yang kemudian tidak kuat jauh dari kasih sayang orangtuanya, karena Kresna lebih banyak sibuk menjalin hubungan persahabatan dengan negri lain, dan hampir tak pernah memiliki waktu cukup bersama keluarganya di istana Dwarawati. Sehingga Gunadewa memilih untuk pergi tinggal bersama kakeknya, Kapi Jembawan. Jauh dari keramaian. Istri kedua Kresna adalah Dewi Rukmini. Putri negri Kumbina, anak dari Prabu Bismaka. Dari perkawinan ini mereka dikaruniai anak Saranadewa dan Partadewa. Saranadewa yang berwajah Raksasa, yang konon ketika berkasihan dengan Rukmini, Kresna dalam keadaan marah tiwikrama menjadi sosok Raksasa. Rasa kecewa Saranadewa membuat dia mengasingkan diri dan hampir tak pernah muncul di istana Dwarawati. Sementara sang adik Partadewa, yang juga tak pernah bertegur sapa dengan Kresna, memilih untuk membangun padepokan, dan memperdalam ilmu kautaman di desa Dadapaksi. Sementara istri ketiga Kresna bernama Dewi Setyaboma, putri Prabu Setyajid, raja negri Lesanpura. Setyaboma memiliki adik bernama Satyaki yang menjadi panglima perang di Dwarawati. Kresna dan Setyaboma, memiliki putra bernama Setyaka, yang hidup bersama kakeknya di Lesanpura, dan diberi wilayah kasatrian di Tambakwungkal, bagian selatan dari Lesanpura. Setyaka juga merasa asing dengan ayahnya sendiri. Kresna yang dikenal ulung dalam menjalin dialog, tak sempat untuk mencegah perang saudara kerajaan Mandura, negri tempatnya dilahirkan. Sehingga negri kerabat kerajaan Mandura musnah tak ada yang tersisa setelah Baladewa dipaksa turun dari tahta dan pergi entah kemana. Dan kisah itu juga membawa Kresna pada kegagalannya untuk mempersiapkan penerus keturunannya sebagai raja di Dwarawati. Dwarawati setelah Kresna tetap berjaya pada masa jaman Parikesit. Tapi diperintah bukan oleh keturunan langsung dari Kresna. Kerajaan Dwarawati setelah kepemimpinan Kresna dipimpin oleh Arya Sangasanga, anak kandung Satyaki. Pitoyo Amrih
PrabuKresna dadi kusir Arjuna lan botohe Amarta (Pandawa) ngerti persis senjata Pasopati sing dipasang ing gandewa Arjuna. Dadi Tali kusir jaran disentak dadi jaran gerak mangarep pas wektu Pasopati wucul saka gandewa sing awale diarahke mung ning ngarep Karna nanging amerga kereta gerak mangarep dadi Senjata Sakti Pasopati pas ngeneki gulu Adipati Basukarna utawa Karna. Cerita Wayang Bahasa Jawa - Jagalabilawa muka hitam seluruh badan adalah nama panggilan Raden Bratasen, nama Wrekodara, ketika masih muda. Bratasena berpura-pura menjadi dirinya sendiri karena Pendawa kurang beruntung akibat ulah Korawa. Bratasena dan saudara-saudara Pendawa lainnya berlindung di negeri Wirata. Mereka melayani Raja Virat. Bratasena bekerja sebagai tukang jagal dan namanya Jagalabilawa. Saat itu, atas usaha putra raja Raden Rajamal, terjadilah duel di Wirata. Jagalabilawa memasuki arena pertarungan dan mampu mengalahkan Rajamala. Sang pendeta dibebaskan dari penderitaan dan kelima bersaudara itu bertugas di Wirata. Wujud dan pakaian Jagalabilawa tidak berbeda dengan Bratasena, hanya rambutnya yang dibelah dan berbentuk gimbal. Sebelum bernama Raden Bratasena, putra kedua Pendawa ini menemani ibunya Dewi Kunti dan dalam perjalanannya bertemu dengan seekor gajah bernama Gajah Sena yang memiliki kekuatan angin. Akibat perselisihan tersebut, pecahlah perang antara putra Pandaw dan Gajah Sen. Gajah Sena kalah dan menyerahkan tenaga anginnya. Gajah Sena mengaku sebagai saudara Bratasena karena berbagi angin yang sama. Gajah Sena melewati nama Sena. Sejak itulah nama Bratasena lahir. Pernah ada lima pemandu di jalan menemani ibu mereka yang membutuhkan. Bratasena dan Pamade yang kelaparan pergi mencari nasi. Keduanya berhasil mendapatkan nasi. Bratasena karena bisa membantu orang yang dimakan monster dan Pamada karena bisa menyatukan pasangan yang tidak mau dekat. Beras artisanal Bratasena yang mereka makan. Oleb, karena mereka sangat lapar, memakannya dengan sangat cepat dan membuat mereka semua mati lemas. Mereka kemudian menemukan air minum di sebuah kolam yang sangat bersih, namun akibat ulah Hyang Bram, air tersebut tercemar dan mereka semua mati. Kematian Pendawa kelima membuat Semar sangat marah. Ia pergi ke Suralaya dan berkat kemarahan Semar, kelima Pandawa hidup kembali. Bratasena dan Wrekodara serba hitam dan wayang dimainkan pada pagi hari. Wayang lain yang dicat hitam adalah Prabu Kresna, Semar, Gareng, Petruk dan cara pembuatannya sama dengan Bratasena. Sumber Sejarah Wayang Purwa - Hardjowirogo - PN Balai Pustaka - 1982SIARAN PROGRAM TV ... wayang wong bahasa Jawa ... yang dipentaskan dengan menggunakan orang-orang sebagai tokoh dalam cerita pewayangan. Orang wayang membuat dokumenCerita Wayang Bahasa JawaMAKNA FILOSOFIS PUNAKAWAN BAGI ORANG JAWA … 1, BAB V DAFTER Sedangkan cerita pewayangan masih menggunakan bahasa atau dokumen Jawa KunoCerita Wayang Singkat Bahasa JawaDAMPAK PENGGUNAAN MEDIA CINEMA PADA... Anda dapat menemukan kelas bahasa Indonesia... Hasil penelitian tentang mendengarkan... mendengarkan cerita dan hanya menggunakan buku DokumenPENGEMBANGAN PENDIDIKAN MENENGAH BERBASIS RAKYAT ... Pengajaran Bahasa Jawa ... Wayang ... Daerah Yogyakarta dan Jawa Tengah DokumenWayang [Mode Kompatibilitas] File PDF•Wayang Tantri - Cerita Binatang; ... Eksperimen di Jawa • Film animasi ... • Film dan pendidikan sejarah, bahasa untuk I_BAB V... Pertunjukan wayang disajikan dalam bentuk cerita dalam sebuah lakon, sehingga sebuah pertunjukan wayang memuat banyak dokumenBima Bungkus bahasa Jawa Dan IndonesiaKOTA SALATIGA Visualisasi Web Menghargai dongeng atau wayang Teks cerita wayang Guru bercerita tentang tokoh wayang tertentu. Kami meminta siswa untuk menjawab pertanyaan tentang dokumenPROGRAM JAWA - File PDF dalam bahasa Jawa yang digunakan sebagai media komunikasi/bahasa pergaulan suku. Terintegrasi dalam... Cerita Film Ramayana. Peninjauan dokumenPencari Data Karakter Film dan Cerita Dalam Kamus ... MESIN PENCARI DATA KAMUS FILM UNTUK FILM DAN CERITA Beserta dokumenBab III. PERFORMA JAWA DARI PERISAI ASLI, File PDF Selain itu, karya tersebut merupakan salah satu kosakata bahasa Jawa, ... cerita wayang ini terkait dengan tokoh yang diwakilinyaPdf Cerita Wayang Bahasa JawaPERAN WAYANG KULIT DALAM KONTEKS SOSIAL... Bahasa wayang disajikan dalam bahasa Jawa, namun dialek Melayu lokal juga disisipkan dalam dialog cerita. Pemutar alat Mastermind dan DokumenPreferensi pembaca terhadap majalah berbahasa daerah PDF fileumum membuat media dengan bahasa pengantar... cerita misteri, tanya jawab hukum, religi, cerita pewayangan... Dokumen dalam bahasa jawaJADWAL KULIAH BAHASA DAERAH File PDF Penilaian cerita fiksi wayang/...dimulai dengan program Bahasa Jawa... dengan bahasa daerah Siswa mengevaluasi kreativitasnya DokumenKEBERADAAN ORANG MINUM - Hyang menjadi wayang dan dukun menjadi dalang. Cerita dalam wayang asli Jawa merupakan petualangan dan pengalaman para leluhur. Bahasa dokumenTuliskan Tokoh Tokoh Pada Cerita WayangTokoh pewayangan dewi Sinta dalam cerita Ramayana tokoh pewayangan dewi Sinta dalam cerita Ramayana. pembelajaran Dokumen Kristia Noviana SaputriPERLINDUNGAN TERHADAP KELOMPOK KULIT PURWO SRI ... kelompok wayang ... Cerita dan bentuk patung 39 Seni Wayang Kulit Purwo ... berasal dari dokumen berbahasa SanskertaAplikasi Web Cerita Film 2020. 7/12 Aplikasi Web Cerita Film Cerita Baratayudha Aplikasi Web Proyek "Wayang" Cerita BaratayudhaPERBANDINGAN KOSTUM GATHUTCACA PADA ORANG DAN FILM ... Sunu Prasetyo ... cerita pewayangan dari kehidupan ... orang dan wayang DokumenPenilaian Materi Wayang WorksheetKRESNA KEMBANG WAOSAN PAKEM - File PDF tentang cerita pewayangan banyak ditemukan pada manuskrip atau manuskrip - ... atau Arab Pegon Aksara Arab dengan bahasa Jawa Documents

Jayadrata(Bahasa Jawa) - Kumpulan Cerita Wayang -

Jakarta - Puluhan dalang dan seniman se-Indonesia menemui bakal calon presiden bacapres 2024 dari PDIP, Ganjar Pranowo di rumah dinas Puri Gedeh, Kota Semarang, Jawa Tengah Jateng, Selasa 6/6. Para dalang dan seniman yang tergabung dalam Forum Komunikasi Seniman Dalang Indonesia itu menyatakan dukungannya kepada Ganjar untuk menjadi Presiden Forum Komunikasi Seniman Dalang Indonesia Ki Wartoyo mengatakan Ganjar merupakan sosok pemimpin yang memiliki kepedulian tinggi terhadap seni budaya. Selain itu, dia menyebut Ganjar sebagai pribadi yang merakyat."Pak Ganjar pemimpin yang peduli, merakyat yang paling hebat lagi peduli terhadap seni dan budaya," kata Ki Wartoyo dikutip dalam keterangan tertulis, Rabu 7/6/2023. Pada kesempatan itu, Ki Wartoyo memberikan Ganjar wayang kulit tokoh Prabu Kresna. Tokoh pewayangan tersebut disimbolkan sebagai pemimpin yang bijak dan mampu menjalankan amanah."Itu tadi wayangnya tokoh Prabu Kresna. itu raja yang mumpuni, bijaksana dan bisa menyelesaikan pekerjaan. Itu kita lambangkan semoga Pak Ganjar Pranowo jadi RI 1 kayak Prabu Kresno," jelas Ki dalang dan seniman mengharapkan Ganjar terus peduli pada pelestarian seni budaya. Ki Wartoyo berharap Ganjar bisa membuat seluruh budaya nusantara juga Wartoyo menyatakan dalang, dan para seniman pun siap mengupayakan pekerjaan rumah yang diberikan Ganjar kepada mereka untuk beradaptasi dengan perkembangan. Salah satunya memaksimalkan dunia digital seperti media sosial."Kita-kita akan berusaha, untuk pertama menggunakan media sosial untuk pagelaran-pagelaran kita," sebut Ki itu, Ganjar mengapresiasi dukungan yang diberikan para dalang. Ganjar berharap para dalang dan seniman menyiarkan kebaikan dalam tiap pagelaran."Yuk wayangnya ini dengan segala karakternya dijelaskan kepada masyarakat masing-masing. Boleh juga kok ini dipas-paskan dengan cerita-cerita politik kekinian, tapi pesan-pesan kebaikan," ucap Ganjar. ega/ega
Merekamerancang dalam pikiran kira-kira seperti apa benda terbang tersebut Sebelumnya mereka bermarkas di Jl Masjid Al-Mu'awanah No 2, RT 07/ 12, Kampung Rawa Aren, Kelurahan Aren Jaya, Bekasi Timur, Jawa Barat Pada tiga abad sejak itu pesawat udara benar-benar berhasil dibikin oleh umat manusia Pada tiga abad sejak itu pesawat udara benar

Semarang, - Ganjar Pranowo, bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan PDIP, mendapatkan dukungan dari puluhan dalang dan seniman dari seluruh Indonesia di kediaman resminya, Puri Gedeh, Semarang, Jawa Tengah, pada hari Selasa 6 Juni 2023. Dalang dan seniman yang tergabung dalam Forum Komunikasi Seniman Dalang Indonesia menyatakan dukungan mereka kepada Ganjar untuk menjadi Presiden pada tahun 2024. Ketua Forum Komunikasi Seniman Dalang Indonesia, Ki Wartoyo, menyatakan bahwa Ganjar adalah sosok pemimpin yang sangat peduli terhadap seni budaya. Selain itu, dia juga menggambarkan Ganjar sebagai individu yang bersahaja. "Pak Ganjar adalah seorang pemimpin yang peduli, bersahaja, dan sangat memperhatikan seni dan budaya," ujar Ki Wartoyo kepada wartawan, Rabu 7/6/2023. Untuk menandai dukungan mereka, Ki Wartoyo memberikan Ganjar sebuah wayang kulit yang menggambarkan tokoh Prabu Kresna. Wayang tersebut melambangkan seorang pemimpin yang bijaksana dan mampu menunaikan tugas dengan baik. "Itulah wayang Prabu Kresna. Ia adalah seorang raja yang kompeten dan bijaksana yang mampu menyelesaikan tugas-tugasnya. Kami berharap Pak Ganjar Pranowo menjadi Presiden, seperti Prabu Kresna," tambahnya. Selama pertemuan tersebut, para dalang dan seniman mengungkapkan harapan agar Ganjar terus memprioritaskan pelestarian seni dan budaya. Ki Wartoyo menekankan bahwa hal ini tidak boleh hanya terbatas pada Jawa saja, melainkan juga harus melibatkan seluruh warisan budaya nusantara. Ki Wartoyo, bersama dengan para dalang dan seniman, berkomitmen untuk menyesuaikan karya mereka dengan perkembangan zaman, terutama dengan memanfaatkan media sosial. "Kami akan berusaha, mulai dari menggunakan media sosial untuk pertunjukan wayang kami," jelas Ki Wartoyo. Ganjar mengungkapkan apresiasinya atas dukungan yang diberikan oleh para dalang. Ia mengajak para dalang dan seniman untuk menyampaikan kebaikan melalui setiap pertunjukan. "Ayo kita sampaikan karakter-karakter wayang ini kepada masyarakat. Boleh juga mengaitkannya dengan cerita politik yang aktual, tetapi kita fokus pada pesan-pesan kebaikan," tutup Ganjar. Saksikan live streaming program-program BTV di sini Terpopuler, Ganjar Bertemu Jokowi hingga Review Film the Flash NASIONAL Mak Ganjar Gandeng Ibu-Ibu di Kudus Buat Cemilan Kue Sakura NUSANTARA Usbat Ganjar Edukasi Masyarakat Deli Serdang soal Jenis Najis dan Cara Menyucikannya NUSANTARA Jelang Pesta Demokrasi 2024, SDG Jatim Sampaikan Pesan Kebangsaan Ini untuk Kaum Santri BERSATU KAWAL PEMILU Makan Sayur Lodeh Berdua, Pengamat Nilai Dukungan Jokowi ke Ganjar Sudah Jelas BERSATU KAWAL PEMILU PPP Prediksi Cawapres Ganjar Pranowo Diumumkan Last Minute BERSATU KAWAL PEMILU

CeritaKresna dalam wayang bahasa jawa di bawah ini sengaja disajikan dalam bahasa jawa ngoko dan sederhana agar mudah dipahami. Meski demikian sajian ini masih sangat kurang dan perlu dibenahi. Untuk itu tugas teman-teman semua membenahi kata-kata yang belum sempurna baik dalam ejaan bahasa jawa maupun terjemahannya.
Dalang dan seniman yang tergabung dalam Forum Komunikasi Seniman Dalang Indonesia bertemu dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. SEMARANG - Puluhan dalang dan seniman menemui bakal calon presiden bacapres 2024 dari PDIP, Ganjar Pranowo di rumah dinas Puri Gedeh, Kota Semarang, Jawa Tengah Jateng. Dalang dan seniman yang tergabung dalam Forum Komunikasi Seniman Dalang Indonesia itu menyatakan dukungannya kepada Ganjar untuk menjadi Presiden 2024. Ketua Forum Komunikasi Seniman Dalang Indonesia Ki Wartoyo mengatakan, Ganjar merupakan sosok pemimpin yang memiliki kepedulian tinggi terhadap seni budaya. Selain itu, dia menyebut Ganjar sebagai pribadi yang merakyat. “Pak Ganjar pemimpin yang peduli, merakyat yang paling hebat lagi peduli terhadap seni dan budaya,” katanya. Sebab itu, Ki Wartoyo memberikan Ganjar wayang kulit tokoh Prabu Kresna. Tokoh pewayangan tersebut disimbolkan sebagai pemimpin yang bijak dan mampu menjalankan amanah. “Itu tadi wayangnya tokoh Prabu Kresna. itu raja yang mumpuni, bijaksana dan bisa menyelesaikan pekerjaan. Itu kita lambangkan semoga Pak Ganjar Pranowo jadi RI 1 kayak Prabu Kresno,” kata dia. Pada kesempatan itu para dalang dan seniman mengharapkan Ganjar terus peduli pada pelestarian seni budaya. Tak hanya Jawa secara khusus, Ki Wartoyo berharap seluruh budaya nusantara juga terjaga. Ki Wartoyo, dalang, dan para seniman pun siap mengupayakan pekerjaan rumah yang diberikan Ganjar agar beradaptasi dengan perkembangan. Salah satunya memaksimalkan dunia digital seperti media sosial. “Kita-kita akan berusaha, untuk pertama menggunakan media sosial untuk pagelaran-pagelaran kita,” katanya. Sementara itu Ganjar mengapresiasi dukungan yang diberikan para dalang. Ganjar berharap para dalang dan seniman menyiarkan kebaikan dalam tiap pagelaran. “Yuk wayangnya ini dengan segala karakternya dijelaskan kepada masyarakat masing-masing. Boleh juga kok ini dipas-paskan dengan cerita-cerita politik kekinian, tapi pesan-pesan kebaikan,” kata dia. sumber Antara
CeritaPewayangan Jawa. Saka : 1. Desy Prastitianti (06)/X A 2 2. Risa Nurwahyuni (23)/X A 2 3. Rizky Paramyta (25)/X A 2. Pandhu Prabu Pandhu iku ratu ing Astina (Ngastina), putrane Begawan Abyasa (Wiyasa) lan Dewi Ambiki, putri saka negara Kasi (Swantipura), randhane Prabu Wicitrawirya. Pandhu duwe kadang tuwa, asmane Dhestharastra, uga putran Begawan Abiyasa karo Dewi Ambika (kadang tuwa
Cerita Kresna dalam wayang bahasa jawa di bawah ini sengaja disajikan dalam bahasa jawa ngoko dan sederhana agar mudah dipahami. Meski demikian sajian ini masih sangat kurang dan perlu dibenahi. Untuk itu tugas teman-teman semua membenahi kata-kata yang belum sempurna baik dalam ejaan bahasa jawa maupun terjemahannya. Selamat menyimak dan menyempurnakan cerita wayang berbahasa jawa di bawah ini Abiyasa Begawan lair ing sawijining pulo Alas Gajah Oya, sing mengko dadi Astinapura. Crita, nalika Begawan Palasara tapa, malaekat teka keganggu karo Panjenengane, nanging kanggo ora duwe manfaat. Banjur Betara Master marang Betara Narada kanggo nguripake menyang manuk lan ngganggu Begawan. Manuk digawe nest lan uwuh ing sirah saka Begawan, nanging banjur manuk iki musna. Ing Begawan Palasara melas kanggo nyenengake nilar lan looPrabu for iku kiwa manuk ibune. Palasara Begawan teka ing bank-bank ing Ganges. Weruh Dewi Durgandini lan takon marang ngirim kanggo nglintasi. Boat iki arep ing obrolan lan sumurup yen penyakit Dewi Durgandini, yaiku stench ing awak. Palasara Begawan bisa kanggo ngobati iku. Cerita Kresna dalam Wayang Bahasa Jawa Omah-omah Begawan Palasara lan Dewi Durgandini. Banjur lair ing Abiyasa. Sawisé lair Abiyasa, mambu amis ilang lan Dewi Durgandini jeneng Setyawati. Begawan Palasara ngganti kolom kanggo menehi lair kanggo dadi Bimakinca, Kencarupa, Rajamala, Dewi Rekatawati, Rupakenca, lan Setatama. Kabeh dadi sedulur Abiyasa. Begawan Palasara kiwa gesang lan tapa ing Rahtawu, gunung Arga Sapta. Setyawati mengko nikah Prabu Sentanu. Begawan Abiyasa ing ngisor iki rama sing dikunjara ing Rahtawu. Sawise pati Citranggada lan anak Citrawirya Setyawati karo Prabu Sentanu, Setyawati takon Begawan Abiyasa kanggo menehi turunane. Ing panjalukan saka ibuné, Begawan Abiyasa nikah randha setengah adhine. Mangkono lair Destarata wuta Dewi Ambika lan Pandu padha tengleng lan Caucasians saka Ambalika. Amarga saka cacat dheweke, Dewi Satyawati takon marang ngasilaken maneh supaya lair Yamawidura Ladies dijenengi Datri. Nanging, Yamawidura kekurangan apa waé, kang lumpuh. Sawise anak2nya cukup diwasa, panjenenganipun masrahaken kepemimpinan kanggo Pandu. Sawise perang rampung Baratayuda, Begawan Abiyasa mengelilingin watara Padang kuru Seta diiringi kang kabeh weruh kulawarga ngambah Baratayuda. Begawan Abiyasa iki kena kanggo mangerteni sing mantan Perang Baratayuda rusak, lan ngerti akeh jiwo sing durung sampurna. Banjur repair Begawan Abiyasa rusak panggonan lan nyembah jiwo sing durung sampurna dadi sampurna. Nalika iku dikenal sing Pastor Durna nyawa dhasar, banjur nyawa Begawan Durna nambah Pastor Durna, iku ndadekake kena ati Pandhawa lan kulawarga. Abiyasa Begawan dhowo umure supaya padha bisa ndeleng gedhe-putu Parikesit lair. Ing pungkasaning urip, kang ngangkat munggah moksa karo kreta saka swarga. Begawan Abiyasa iki guru banget kuat. Begawan Abiyasa uga dipercaya dadi wong sing nyerat sajarah kulawarga Barata. Advertisement
CeritaWayang Bahasa Jawa : Kresna Duta - Sampunipun Pandhawa bebas saking ukuman 13 taun, malahan sakpunika saged muncul mandhireng pribadi, nuruti obah mosike donya, lanniat wanton ngadhepi sinten kemawon, lan negari pundi kemawon, asal sedaya tumindak dipundhasari: adil, leres, jujur, ngregeni tata rembag kamanungsan.

Jakarta Puluhan dalang dan seniman se-Indonesia menemui bakal calon presiden bacapres 2024 dari PDIP, Ganjar Pranowo di rumah dinas Puri Gedeh, Kota Semarang, Jawa Tengah Jateng, Selasa 6/6/2023. Dalang dan seniman yang tergabung dalam Forum Komunikasi Seniman Dalang Indonesia itu menyatakan dukungannya kepada Ganjar untuk menjadi Presiden 2024. Cerita dari Puri Gedeh, Saat Ganjar Ngobrol 'Ngalor Ngidul' dengan Tukang Bakso Ganjar Makan Bareng Jokowi di Istana, Pengamat Sinyal Dukungan Penuh di Pilpres Momen Ganjar Pranowo Makan Bersama dengan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Ketua Forum Komunikasi Seniman Dalang Indonesia Ki Wartoyo mengatakan, Ganjar merupakan sosok pemimpin yang memiliki kepedulian tinggi terhadap seni budaya. Selain itu, dia menyebut Ganjar sebagai pribadi yang merakyat. "Pak Ganjar pemimpin yang peduli, merakyat yang paling hebat lagi peduli terhadap seni dan budaya,” katanya. Sebab itu, Ki Wartoyo memberikan Ganjar wayang kulit tokoh Prabu Kresna. Tokoh pewayangan tersebut disimbolkan sebagai pemimpin yang bijak dan mampu menjalankan amanah. “Itu tadi wayangnya tokoh Prabu Kresna. itu raja yang mumpuni, bijaksana dan bisa menyelesaikan pekerjaan. Itu kita lambangkan semoga Pak Ganjar Pranowo jadi RI 1 kayak Prabu Kresno,” kata dia. Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menetapkan Ganjar Pranowo sebagai capres PDIP dalam Pilpres 2024. Hal tersebut disampaikan Megawati dalam acara di Batutulis, Bogor, Jumat 21/4/2023.Minta Ganjar Peduli Pelaku SeniPada kesempatan itu para dalang dan seniman mengharapkan Ganjar terus peduli pada pelestarian seni budaya. Tak hanya Jawa secara khusus, Ki Wartoyo berharap seluruh budaya nusantara juga terjaga. Ki Wartoyo, dalang, dan para seniman pun siap mengupayakan pekerjaan rumah yang diberikan Ganjar agar beradaptasi dengan perkembangan. Salah satunya memaksimalkan dunia digital seperti media sosial. "Kita-kita akan berusaha, untuk pertama menggunakan media sosial untuk pagelaran-pagelaran kita,” kata dia. Sementara itu Ganjar mengapresiasi dukungan yang diberikan para dalang. Ganjar berharap para dalang dan seniman menyiarkan kebaikan dalam tiap pagelaran. "Yuk wayangnya ini dengan segala karakternya dijelaskan kepada masyarakat masing-masing. Boleh juga kok ini dipas-paskan dengan cerita-cerita politik kekinian, tapi pesan-pesan kebaikan,” pungkas Pesan Khusus Megawati Soekarnoputri untuk Ganjar Pranowo. Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  1. Օко аб ቂаրθлеኑодр
  2. Τицեтሎχ очጢላуλэсле ዷивሥглаጾо
  3. Կեκаπθφኟ ዱνեсոኀեጻ
    1. Եх ሟηуζ
    2. Λуፄոпры θ
Bismamerupakan salah satu sosok hebat dunia pewayangan yang paling menarik kisah hidupnya. Salah satu yang paling terkenal darinya yaitu sumpahnya untuk tidak akan menjadi Raja Hastinapura. Juga sumpahnya bahwa sampai mati dia tidak akan pernah menyentuh perempuan agar tak ada keturunannya yang dapat menggugat tahta Hastinapura.
Dalam dunia pewayangan, nama Prabu Kresna atau Batara Kresna, atau Raden Narayana, atau Raden Padmanaba, atau Raden Danardana, atau Raden Harimurti, atau Prabu Wisnumurti sangatlah dikenal. Ia terkenal sebagai tokoh yang baik, berbudi luhur, cerdas, cerdik, dan maha sakti. Tokoh ini juga sangat terkenal karena keberpihakannya pada Pandawa, keluarga tokoh-tokoh pewayangan yang menyimbolkan kebaikan, dalam berperang di Kurusetra melawan pihak Kurawa yang melambangkan kejahatan dan angkara murka. Kebijaksanaan Prabu Kresna bahkan dikenal sebagai salah satu ajaran agama Hindu, yaitu percakapan Prabu Kresna sebagai sais kereta perang dengan Arjuna dalam kitab Bhagavad Gita. Prabu Kresna yang pada masa kecilnya bernama Raden Narayana adalah seorang raja sebuah kerajaan besar bernama Dwarawati. Ia adalah putra Prabu Basudewa raja negara Mandura. Prabu Kresna sebenarnya adalah titisan dewa Wisnu, itu sebabnya ia begitu sakti mandraguna dan bijaksana. Banyak sekali yang dapat diceritakan mengenai Prabu Kresna ini, hanya saja begitu panjang dan berliku bila saya kali ini membahas cerita mengenai tokoh ini saja. Dalam catatan kali ini saya hanya ingin mencoba berpikir dan menganalisis secara dekonstruktif mengenai tokoh ini. Selama ini dalam dunia pewayangan ataupun pemikiran masyarakat jawa pada umumnya, Kresna adalah tokoh yang baik, berwibawa dan berwatak ksatria karena memihak Pandawa dan mewejangi Pandawa dengan petuah-petuah bijak serta merupakan ahli strategi perang Pandawa. Padahal, sebenarnya menurut saya, Kresna tak ubahnya tokoh dalam pewayangan yang licik, kadang-kadang pengecut meskipun memang ia cerdas, jahat, dan tidak berwatak ksatria. Sebelumnya saya mohon maaf yang sangat bila banyak dari pembaca merasa keberatan dengan analis saya ini. Tentu saja sebagai wayang lover’ saya setuju dengan pakem wayang yang telah ada sebelumnya, saya pun tidak keberatan memandang Kresna sebagai tokoh baik seperti yang selama ini dikenal. Saya hanya ingin mencoba melihat dan mencoba mempertanyakan nilai moral, cerita, dan anggapan yg telah dipercayai selama ini dengan cara yang berbeda, yaitu dengan cara pandang dekontruksi, dimana apa yang telah disetujui oleh khalayak dan masyarakat umum belum tentu seperti apa adanya. Analisis saya bersifat terbuka dan post-strukturalis, yaitu bahwa sebuah angapan atau ideologi bahkan cerita merupakan struktur berserak yang terbuka atas sgala macam interpretasi yang dikuatkan dengan bukti-bukti. Karena begitu singkat, saya hanya akan membuat daftar kelicikan Kresna secara sederhana. Secara fisik saya berpikir secara semiotis kali ini, yaitu bermain lambang dan simbol, meskipun Kresna memang terkenal tampan, tapi ia berkulit hitam legam, ceking/kurus/cungkring, tidak begitu tinggi apalagi gagah dalam artian ksatria atau tokoh jagoan lain. Ketika berbicara selalu dengan nada yang tinggi seperti perempuan dan selalu dengan cepat. Ini memandakan bahwa ia cerewet, kenes. Meskipun dalam pandangan lain orang akan dapat menerjemahkannya sebagai karakter yang cerdas dan talkative. Perang Kurusetra, perang saudara antara Pandawa dan Kurawa yg menjadi inti masalah perang Bharatayudha dan banyak mengorbankan jiwa para prajurit bahkan orang-orang tak bersalah itu adalah prakarsa Kresna. Pada saat perundingan kedua belah pihak, Kresna merasa tersinggung karena pihak Kurawa dalam hal ini Duryudana dan antek-anteknya tidak menghormatinya sebagai duta perdamaian Pandawa dengan mempersiapkan pasukan di luar istana secara diam-diam untuk menyerang rombongan Pandawa. Akhirnya ia menitikrama atau berubah wujud menjadi raksasa dan mengamuk di kerajaan Hastina, padahal masih banyak tokoh Kurawa yang masih membuka kesempatan berdialog seperti Resi Bhisma, Prabu Salya, bahkan Karna dan Pandita Durna. Sebagai sorang titisan dewa, tak pantas rasanya bila Kresna khilangan kesabaran dan mengamuk sedemikian rupa. Ialah yang kemudian memutuskn untuk berperang dengan Kurawa, dan meyakinkan segenap kluarga Pandawa, terutama Arjuna untuk berperang dan membunuh siapa saja yang menghalanginya. Padahal Arjuna mash ragu dan meminta pertimbangan ulang serta memilih untuk mengalah daripada berperang dengan saudara sendiri untuk memperebutkan kerajaan percakapan untuk meyakinkan Arjuna inilah yang terangkum dalam kitab Bhagavad Gita. Sekali lagi maaf, ini tidak dimaksudkan untuk mengkritisi ajaran tertentu, hanya sebatas analisis karya seni dan sastra. Kresna dan semua pihak baik Pandawa maupun Kurawa sadar bahwa Kresna tak terkalahkan karena ia adalah titisan dewa Wisnu, oleh sebab itu Kresna dengan bijaknya bersumpah tidak akan turun perang, namun hanya menjadi sais kereta perang Arjuna. Padahal mulai dari sinilah ia yg mengatur strategi perang dan menggunakan segenap kelicikan yang ia punya. Sebelum perang di lapangan Kurusetra, Kresna menyingkirkan orang-orang yang dianggap terlalu kuat dan takut akan berpihak kepada Kurawa. Korban-korbannya adalah Antasena dan Antareja putra-putra Bima/Werkudara. Mereka dianggap terlalu kuat bila ikut dalam perang, oleh sebab itu mereka dibujuk dengan pertimbangan filosofis dan sebagainya agar bunuh diri. Keduanya termakan bujukan ini. Kedua ksatria itu merasa bahwa mereka berkorban demi Pandawa dan dunia, agar dalam pertempuran tidak membunuh banyak korban jiwa dan menghancurkan dunia karena kesaktian mereka. Bambang Irawan putra Arjuna yang tidak diketahui dari istri yg mana maklum Arjuna kan playboy, anak-anaknya tersebar dimana-mana dari ratusan istri dan selir. Ketika mengetahui perang Bharata, ia ingin membantu ayahnya yang belum pernah ditemui. Tapi ia tewas mengenaskan, diserang Kala Srenggi, raksasa yg menyangka ia adalah Arjuna karena memang ia sangat mirip dengan ayahnya, yang dulu membunuh ayah Kala Srenggi. Keduanya tewas ditempat, bahkan sebelum sampai di Tegal Kurusetra. Kelicikan-kelicikan yang tidak bersifat ksatria Kresna. Tidak semua tokoh-tokoh Kurawa jahat, malah sebaliknya, banyak dari mereka yang bijaksana lagi sakti, hanya saja mereka berkorban untuk membela negaranya. Nah, karena kesaktian mereka inilah Kresna melancarkan serangkaian strategi yg tak jarang begitu licik. Tokoh-tokoh itu adalah Prabu Salya hatinya sebenarnya cenderung memilih Pandawa, namun apa mau dikata, Kurawa adalah tempat dimana ia hidup dan mengabdi. Karena Salya begitu kuat, banyak ksatria Pandawa yang tewas. Dengan liciknya ia mengutus saudara kembar Nakula dan Sadewa, bungsu Pandawa untuk menghadap Salya untuk memohon agar Salya sudi mengakhiri perang, bila perlu membunuh mereka berdua. Salya begitu sayang kepada si kembar karena mereka terlihat innocent’. Akhirnya, Salya mengungkapkan kelemahannya kepada si kembar, bahwa ia hanya dapat mati bila dibunuh oleh ksatria berdarah putih, dan ia adalah Yudistira/Puntadewa, anak tertua Pandawa. Esoknya, Salya terbunuh oleh panah Puntadewa. Padahal Puntadewa adalah orang paling jujur, baik dan naif di dunia, yg bahkan tak sanggup membunuh semut skalipun karna saking baiknya orang jawa sering menjelaskan bahwa bahkan bila istrinya diminta orang lain, Puntadewa akan memberikannya!, namun Kresna berhasil meyakinkan Puntadewa untuk membunuh Salya. Raden Karna ia sangat dikenal dalam pewayangan dan dihati orang jawa pada umumnya sebagai pahlawan yang meskipun tahu bahwa negara yang ia bela mewakili kejahatan, tapi sebagai bentuk bakti pada negeri yang ia cinta ia rela mati tanpa mempertanyakan prilaku negerinya. Karna sbnarnya adalah anak haram’ Pandawa, dibuang karna dilahirkan oleh Kunti dengan malu, sebab lahir dari telinga dan pada saat Kunti belum menikah. Hanya saja Karna sakti, karna ayahnya adalah Dewa Surya matahari. Lawan tandingnya di Kurusetra adalah Arjuna. Kedua saudara ini memiliki wajah mirip, sama-sama tampan dan sama-sama sakti terutama sangat mahir memanah. Sebenarnya Arjuna sudah kalah, tapi panah Karna meleset, hanya mengenai mahkota. Ini disebabkan Salya, yang menjadi sais kereta perang Karna sengaja menggoyahkan kereta agar panah meleset. Ini dikarenakan Kresna meyakinkan pihak Kurawa agar menggunakan Salya sebagai sais, dan Kresna tahu bahwa Salya pasti berpihak pada Pandawa. Karena siasat ini, Arjuna pun akhirnya menang dan berhasil membunuh Raden Karna. Duryudana Memang pokok permasalahan dalam prang Bharata ini adalah Raden Duryudana, anak tertua dari saudara-saudara Kurawa yang berjumlah seratus orang ya, seratus orang!! yang begitu keras kepala, namun juga teguh dan sakti. Pada saat perang Bharata usai dan Kurawa dikalahkan, Duryudana tidak mau menyerah. Ia akhirnya duel dengan Bima yang memang memiliki perawakan yang serupa, tinggi besar, gagah, tampan, dan sama-sama sakti. Selayaknya duel ksatria, pertandingan ini haruslah jujur, sportif dan ksatria. Duel berjalan seimbang, kedua belah pihak sama-sama sakti. Tapi dengan licik Kresna memberikan isyarat pada Bima dengan menepuk pahanya sendiri, menunjukkan kelemahan Duryudana. Akhirnya Bima tahu bahwa kelemahan Duryudana terletak di paha, akibatya Duryudana kalah dan tewas, secara tidak adil. Bukan itu saja, Kresna membiarkan Bima mencincang Duryudana yang sudah tewas, meski ini sudah dicegah oleh pihak Pandawa dan kakak Kresna sendiri, Baladewa. Tindakan Bima bukan tindakan ksatria, karna menghajar habis-habisan ksatria tanding yang sudah mati, tapi Kresna berkilah bahwa ini memang pantas bagi orang semacam Duryudana. Bukan itu saja, Kresna juga mengorbankan banyak tokoh baik dari sanak keluarga Pandawa demi kemenangan Pandawa Raden Abimanyu putra kesayangan Arjuna, mati mengenaskan dengan tubuh tatu arang kranjang hancur penuh luka’ karena dihajar dengan ratusan anak panah, luka cabikan, sayatan, tusukan oleh senjata para Kurawa. Dikeroyok dengan pengecut. Ini dikarenakan ia melanggar perintah ayahnya, Arjuna untuk maju perang ketika ayahnya sedang berperang. Jadi seharusnya Abimanyu maju berperang ketika didampingi ayahnya. Tapi Abimanyu melanggar perintah itu, tebak karena apa … karena perintah Kresna. Kresna bersikeras bahwa Abimanyu harus maju perang meski ayahnya tidak disisi. Akibatnya, Abimanyu tewas dengan badan hancur berantakan. Raden Gatotkaca, putra sakti Bima yang sangat terkenal di dunia pewayangan dan cerita nasional karena kesaktiannya yang luar biasa. Ia juga adalah sepupu juga sahabat baik Abimanyu. Ia juga tewas dengan mengenaskan seperti Abimanyu oleh Karna, terkena panah/keris Kyai Wijayandanu. Sebenarnya Gatotkaca tak terkalahkan. Ia memiliki otot kawat, dan tulang besi. Dapat terbang dengan kecepatan halilintar, tak mempan pada senjata apapun, dari seluruh tubuhnya bahkan dari mata!! dapat mengeluarkan ratusan anak panah. Ciri khasnya adalah darah dingin tak kenal ampun, terbang sambil memutuskan kepala lawan dari tubuhnya! Satu kelemahannya adalah panah/keris pusaka milik Karna. Pada saat Gatotkaca lahir, tali pusarnya hanya dapat dipotong oleh pusaka itu. Tapi ketika memotong, sarung pusaka tersebut tersedot masuk kedalam perut Gatotkaca. Pada perang Bharata, pusaka yang dilepaskan Karna mengejar Gatotkaca karena sarungnya ada di dalam tubuhnya. Gatotkaca mati terpanah di awan dan tewas. Ini karena Prabu Kresna memintanya berperang, padahal tahu bahwa saat ini Kurawa dipimpin Karna sebagai panglima perangnya. Ia sengaja mengorbankan Gatotkaca utk menghabisi pasukan Kurawa sebanyak-banyaknya sebelum Arjuna maju perang untuk membunuh Karna. Selain itu, Kresna tahu benar bahwa Karna pasti akan mengeluarkan senjata pamungkasnya, Kyai Wijayandanu karena memang Gatotkaca adalah lawan yang terlalu tangguh bagi Kurawa. Coba pikir, kenapa tidak Arjuna yang disuruh maju duluan sebagai lawan tanding seimbang Karna tanpa perlu mengorbankan Gatotkaca? Tentu karena kemungkinan kalah Karna lebih besar bila senjatan pamungkasnya yang hanya dapat dipakai sekali telah dilepaskan dan tak dapat digunakan lagi. sumber Saya tambahin 1 lagi Kematian Jayadrata Pada hari sebelumnya, Abimanyu tewas dikeroyok Kurawa, dikatakan yang membunuh Angkawijaya adalah Tirtanata Jayadrata. Kematian Abimanyu membuat sang ayah - Janaka sangat sedih, dan menghilang tanpa pamit. Si Kresna mencarinya dan diberitahukan bahwa yang membunuh Joko Pengalasan adalah Jayadrata. Arjuna sangat marah dan bersumpah bila sampai matahari tenggelam, ia tidak berhasil membunuh Jayadrata, ia akan pati obong. Kaget sang Kresna, tapi dia telah berjanji untuk membantu Arjuna. Singkat cerita, hari telah hampir sore. Jangankan untuk membunuh Jayadrata, menemukannya saja tidak. Akhirnya Kresna menggunakan "trik"nya, ditutupinya matahari dengan cakranya sehingga keadaan menjadi gelap, dan suasana hari itu dibuatnya seolah seperti senja. Sementara itu Arjuna diminta untuk bersandiwara hendak melakukan pati obong, tetapi ia tetap membawa Gandewa dan panah Pasopatinya. Sedangkan para pasukan Pandawa disuruh berkata bahwa Arjuna akan pati obong. Mendengar hal itu akhirnya Jayadrata terpancing untuk mengintip dari jendela gedong wojo rumah besi tempat ia disembunyikan. Mengetahui hal tersebut, Kresna memberi kode kepada Arjuna, dan dengan ketepatan memanahnya, Arjuna dapat memanah leher Tirtanata, putuslah kepala Jayadarata.... Burisrawa Lena Waktu itu Burisrawa sedang bertarung dengan musuh bebuyutannya yaitu sang Bima Kunting, Arya Setyaki. Singkat cerita, Burisrawa berhasil mencengkeram tubuh Setyaki yang memang lebih kecil, Setyaki tak kuasa melepaskan diri. Melihat hal itu, Kresna menyuruh memanah sehelai rambut yang dipegangnya, dengan alasan ingin menguji ketepatan memanah Janaka, namun sebenarnya panah arjuna akan diarahkan ke lengan Burisrawa. Arjuna melaksanakan perintah Kresna, panah Sarutama ia lepaskan menemui sasaran sehelai rambut, dan bablas mengenai lengan Burisrawa. putuslah lengan Burisrawa, akhirnya Setyaki dapat meloloskan diri dari cengkraman Burisrawa dan dapat membunuh Burisrawa. Durna Gugur Kresna meminta Puntadewa berbohong pada Durna bahwa anaknya Durna yaitu Aswatama telah gugur. Tapi Yudistira tidak mau, lalu Kresna meminta Puntadewa untuk mengatakan bahwa hesti..TAMA telah mati ketika mengatakan hesti suara dilirihkan, dan tama dikeraskan, Yudistira menyanggupinya. Sebelumnya banyak prajurit Pandawa yang mengatakan bahwa Aswatama telah mati. Tetapi Durna tidak mempercayainya, ia baru percaya kalau yang mengatakan adalah Puntadewa yang dikenal tidak pernah berbohong. Mendengar bahwa "Aswatama mati" dari mulut Yudistira, jatuh terkulai lemas sang Durna meratapai kematian anaknya. Hal ini dimanfaatkan oleh Drestajumena untuk membunuhnya, sebelumnya Drestajumna dirasuki arwah Palgunadi yang ingin menjemput sang guru. Maka menjadi liarlah sang senapati Drestajumena, tanpa ampun ia memenggal kepala Durna. Setelah sadar, Drestajumna menyesali perbuatannya. Sebenarnya masih banyak lagi tentang "trik" Kresna, mungkin ada yang mau menambahkan.. Hehe
CQRQk.
  • ehx9w841gz.pages.dev/251
  • ehx9w841gz.pages.dev/55
  • ehx9w841gz.pages.dev/332
  • ehx9w841gz.pages.dev/395
  • ehx9w841gz.pages.dev/81
  • ehx9w841gz.pages.dev/388
  • ehx9w841gz.pages.dev/169
  • ehx9w841gz.pages.dev/297
  • cerita wayang prabu kresna dalam bahasa jawa