Jayadrata(Bahasa Jawa) - Kumpulan Cerita Wayang -
Jakarta - Puluhan dalang dan seniman se-Indonesia menemui bakal calon presiden bacapres 2024 dari PDIP, Ganjar Pranowo di rumah dinas Puri Gedeh, Kota Semarang, Jawa Tengah Jateng, Selasa 6/6. Para dalang dan seniman yang tergabung dalam Forum Komunikasi Seniman Dalang Indonesia itu menyatakan dukungannya kepada Ganjar untuk menjadi Presiden Forum Komunikasi Seniman Dalang Indonesia Ki Wartoyo mengatakan Ganjar merupakan sosok pemimpin yang memiliki kepedulian tinggi terhadap seni budaya. Selain itu, dia menyebut Ganjar sebagai pribadi yang merakyat."Pak Ganjar pemimpin yang peduli, merakyat yang paling hebat lagi peduli terhadap seni dan budaya," kata Ki Wartoyo dikutip dalam keterangan tertulis, Rabu 7/6/2023. Pada kesempatan itu, Ki Wartoyo memberikan Ganjar wayang kulit tokoh Prabu Kresna. Tokoh pewayangan tersebut disimbolkan sebagai pemimpin yang bijak dan mampu menjalankan amanah."Itu tadi wayangnya tokoh Prabu Kresna. itu raja yang mumpuni, bijaksana dan bisa menyelesaikan pekerjaan. Itu kita lambangkan semoga Pak Ganjar Pranowo jadi RI 1 kayak Prabu Kresno," jelas Ki dalang dan seniman mengharapkan Ganjar terus peduli pada pelestarian seni budaya. Ki Wartoyo berharap Ganjar bisa membuat seluruh budaya nusantara juga Wartoyo menyatakan dalang, dan para seniman pun siap mengupayakan pekerjaan rumah yang diberikan Ganjar kepada mereka untuk beradaptasi dengan perkembangan. Salah satunya memaksimalkan dunia digital seperti media sosial."Kita-kita akan berusaha, untuk pertama menggunakan media sosial untuk pagelaran-pagelaran kita," sebut Ki itu, Ganjar mengapresiasi dukungan yang diberikan para dalang. Ganjar berharap para dalang dan seniman menyiarkan kebaikan dalam tiap pagelaran."Yuk wayangnya ini dengan segala karakternya dijelaskan kepada masyarakat masing-masing. Boleh juga kok ini dipas-paskan dengan cerita-cerita politik kekinian, tapi pesan-pesan kebaikan," ucap Ganjar. ega/egaSemarang, - Ganjar Pranowo, bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan PDIP, mendapatkan dukungan dari puluhan dalang dan seniman dari seluruh Indonesia di kediaman resminya, Puri Gedeh, Semarang, Jawa Tengah, pada hari Selasa 6 Juni 2023. Dalang dan seniman yang tergabung dalam Forum Komunikasi Seniman Dalang Indonesia menyatakan dukungan mereka kepada Ganjar untuk menjadi Presiden pada tahun 2024. Ketua Forum Komunikasi Seniman Dalang Indonesia, Ki Wartoyo, menyatakan bahwa Ganjar adalah sosok pemimpin yang sangat peduli terhadap seni budaya. Selain itu, dia juga menggambarkan Ganjar sebagai individu yang bersahaja. "Pak Ganjar adalah seorang pemimpin yang peduli, bersahaja, dan sangat memperhatikan seni dan budaya," ujar Ki Wartoyo kepada wartawan, Rabu 7/6/2023. Untuk menandai dukungan mereka, Ki Wartoyo memberikan Ganjar sebuah wayang kulit yang menggambarkan tokoh Prabu Kresna. Wayang tersebut melambangkan seorang pemimpin yang bijaksana dan mampu menunaikan tugas dengan baik. "Itulah wayang Prabu Kresna. Ia adalah seorang raja yang kompeten dan bijaksana yang mampu menyelesaikan tugas-tugasnya. Kami berharap Pak Ganjar Pranowo menjadi Presiden, seperti Prabu Kresna," tambahnya. Selama pertemuan tersebut, para dalang dan seniman mengungkapkan harapan agar Ganjar terus memprioritaskan pelestarian seni dan budaya. Ki Wartoyo menekankan bahwa hal ini tidak boleh hanya terbatas pada Jawa saja, melainkan juga harus melibatkan seluruh warisan budaya nusantara. Ki Wartoyo, bersama dengan para dalang dan seniman, berkomitmen untuk menyesuaikan karya mereka dengan perkembangan zaman, terutama dengan memanfaatkan media sosial. "Kami akan berusaha, mulai dari menggunakan media sosial untuk pertunjukan wayang kami," jelas Ki Wartoyo. Ganjar mengungkapkan apresiasinya atas dukungan yang diberikan oleh para dalang. Ia mengajak para dalang dan seniman untuk menyampaikan kebaikan melalui setiap pertunjukan. "Ayo kita sampaikan karakter-karakter wayang ini kepada masyarakat. Boleh juga mengaitkannya dengan cerita politik yang aktual, tetapi kita fokus pada pesan-pesan kebaikan," tutup Ganjar. Saksikan live streaming program-program BTV di sini Terpopuler, Ganjar Bertemu Jokowi hingga Review Film the Flash NASIONAL Mak Ganjar Gandeng Ibu-Ibu di Kudus Buat Cemilan Kue Sakura NUSANTARA Usbat Ganjar Edukasi Masyarakat Deli Serdang soal Jenis Najis dan Cara Menyucikannya NUSANTARA Jelang Pesta Demokrasi 2024, SDG Jatim Sampaikan Pesan Kebangsaan Ini untuk Kaum Santri BERSATU KAWAL PEMILU Makan Sayur Lodeh Berdua, Pengamat Nilai Dukungan Jokowi ke Ganjar Sudah Jelas BERSATU KAWAL PEMILU PPP Prediksi Cawapres Ganjar Pranowo Diumumkan Last Minute BERSATU KAWAL PEMILU
CeritaKresna dalam wayang bahasa jawa di bawah ini sengaja disajikan dalam bahasa jawa ngoko dan sederhana agar mudah dipahami. Meski demikian sajian ini masih sangat kurang dan perlu dibenahi. Untuk itu tugas teman-teman semua membenahi kata-kata yang belum sempurna baik dalam ejaan bahasa jawa maupun terjemahannya.Dalang dan seniman yang tergabung dalam Forum Komunikasi Seniman Dalang Indonesia bertemu dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. SEMARANG - Puluhan dalang dan seniman menemui bakal calon presiden bacapres 2024 dari PDIP, Ganjar Pranowo di rumah dinas Puri Gedeh, Kota Semarang, Jawa Tengah Jateng. Dalang dan seniman yang tergabung dalam Forum Komunikasi Seniman Dalang Indonesia itu menyatakan dukungannya kepada Ganjar untuk menjadi Presiden 2024. Ketua Forum Komunikasi Seniman Dalang Indonesia Ki Wartoyo mengatakan, Ganjar merupakan sosok pemimpin yang memiliki kepedulian tinggi terhadap seni budaya. Selain itu, dia menyebut Ganjar sebagai pribadi yang merakyat. “Pak Ganjar pemimpin yang peduli, merakyat yang paling hebat lagi peduli terhadap seni dan budaya,” katanya. Sebab itu, Ki Wartoyo memberikan Ganjar wayang kulit tokoh Prabu Kresna. Tokoh pewayangan tersebut disimbolkan sebagai pemimpin yang bijak dan mampu menjalankan amanah. “Itu tadi wayangnya tokoh Prabu Kresna. itu raja yang mumpuni, bijaksana dan bisa menyelesaikan pekerjaan. Itu kita lambangkan semoga Pak Ganjar Pranowo jadi RI 1 kayak Prabu Kresno,” kata dia. Pada kesempatan itu para dalang dan seniman mengharapkan Ganjar terus peduli pada pelestarian seni budaya. Tak hanya Jawa secara khusus, Ki Wartoyo berharap seluruh budaya nusantara juga terjaga. Ki Wartoyo, dalang, dan para seniman pun siap mengupayakan pekerjaan rumah yang diberikan Ganjar agar beradaptasi dengan perkembangan. Salah satunya memaksimalkan dunia digital seperti media sosial. “Kita-kita akan berusaha, untuk pertama menggunakan media sosial untuk pagelaran-pagelaran kita,” katanya. Sementara itu Ganjar mengapresiasi dukungan yang diberikan para dalang. Ganjar berharap para dalang dan seniman menyiarkan kebaikan dalam tiap pagelaran. “Yuk wayangnya ini dengan segala karakternya dijelaskan kepada masyarakat masing-masing. Boleh juga kok ini dipas-paskan dengan cerita-cerita politik kekinian, tapi pesan-pesan kebaikan,” kata dia. sumber Antara
CeritaPewayangan Jawa. Saka : 1. Desy Prastitianti (06)/X A 2 2. Risa Nurwahyuni (23)/X A 2 3. Rizky Paramyta (25)/X A 2. Pandhu Prabu Pandhu iku ratu ing Astina (Ngastina), putrane Begawan Abyasa (Wiyasa) lan Dewi Ambiki, putri saka negara Kasi (Swantipura), randhane Prabu Wicitrawirya. Pandhu duwe kadang tuwa, asmane Dhestharastra, uga putran Begawan Abiyasa karo Dewi Ambika (kadang tuwaCerita Kresna dalam wayang bahasa jawa di bawah ini sengaja disajikan dalam bahasa jawa ngoko dan sederhana agar mudah dipahami. Meski demikian sajian ini masih sangat kurang dan perlu dibenahi. Untuk itu tugas teman-teman semua membenahi kata-kata yang belum sempurna baik dalam ejaan bahasa jawa maupun terjemahannya. Selamat menyimak dan menyempurnakan cerita wayang berbahasa jawa di bawah ini Abiyasa Begawan lair ing sawijining pulo Alas Gajah Oya, sing mengko dadi Astinapura. Crita, nalika Begawan Palasara tapa, malaekat teka keganggu karo Panjenengane, nanging kanggo ora duwe manfaat. Banjur Betara Master marang Betara Narada kanggo nguripake menyang manuk lan ngganggu Begawan. Manuk digawe nest lan uwuh ing sirah saka Begawan, nanging banjur manuk iki musna. Ing Begawan Palasara melas kanggo nyenengake nilar lan looPrabu for iku kiwa manuk ibune. Palasara Begawan teka ing bank-bank ing Ganges. Weruh Dewi Durgandini lan takon marang ngirim kanggo nglintasi. Boat iki arep ing obrolan lan sumurup yen penyakit Dewi Durgandini, yaiku stench ing awak. Palasara Begawan bisa kanggo ngobati iku. Cerita Kresna dalam Wayang Bahasa Jawa Omah-omah Begawan Palasara lan Dewi Durgandini. Banjur lair ing Abiyasa. Sawisé lair Abiyasa, mambu amis ilang lan Dewi Durgandini jeneng Setyawati. Begawan Palasara ngganti kolom kanggo menehi lair kanggo dadi Bimakinca, Kencarupa, Rajamala, Dewi Rekatawati, Rupakenca, lan Setatama. Kabeh dadi sedulur Abiyasa. Begawan Palasara kiwa gesang lan tapa ing Rahtawu, gunung Arga Sapta. Setyawati mengko nikah Prabu Sentanu. Begawan Abiyasa ing ngisor iki rama sing dikunjara ing Rahtawu. Sawise pati Citranggada lan anak Citrawirya Setyawati karo Prabu Sentanu, Setyawati takon Begawan Abiyasa kanggo menehi turunane. Ing panjalukan saka ibuné, Begawan Abiyasa nikah randha setengah adhine. Mangkono lair Destarata wuta Dewi Ambika lan Pandu padha tengleng lan Caucasians saka Ambalika. Amarga saka cacat dheweke, Dewi Satyawati takon marang ngasilaken maneh supaya lair Yamawidura Ladies dijenengi Datri. Nanging, Yamawidura kekurangan apa waé, kang lumpuh. Sawise anak2nya cukup diwasa, panjenenganipun masrahaken kepemimpinan kanggo Pandu. Sawise perang rampung Baratayuda, Begawan Abiyasa mengelilingin watara Padang kuru Seta diiringi kang kabeh weruh kulawarga ngambah Baratayuda. Begawan Abiyasa iki kena kanggo mangerteni sing mantan Perang Baratayuda rusak, lan ngerti akeh jiwo sing durung sampurna. Banjur repair Begawan Abiyasa rusak panggonan lan nyembah jiwo sing durung sampurna dadi sampurna. Nalika iku dikenal sing Pastor Durna nyawa dhasar, banjur nyawa Begawan Durna nambah Pastor Durna, iku ndadekake kena ati Pandhawa lan kulawarga. Abiyasa Begawan dhowo umure supaya padha bisa ndeleng gedhe-putu Parikesit lair. Ing pungkasaning urip, kang ngangkat munggah moksa karo kreta saka swarga. Begawan Abiyasa iki guru banget kuat. Begawan Abiyasa uga dipercaya dadi wong sing nyerat sajarah kulawarga Barata. Advertisement
CeritaWayang Bahasa Jawa : Kresna Duta - Sampunipun Pandhawa bebas saking ukuman 13 taun, malahan sakpunika saged muncul mandhireng pribadi, nuruti obah mosike donya, lanniat wanton ngadhepi sinten kemawon, lan negari pundi kemawon, asal sedaya tumindak dipundhasari: adil, leres, jujur, ngregeni tata rembag kamanungsan.
Jakarta Puluhan dalang dan seniman se-Indonesia menemui bakal calon presiden bacapres 2024 dari PDIP, Ganjar Pranowo di rumah dinas Puri Gedeh, Kota Semarang, Jawa Tengah Jateng, Selasa 6/6/2023. Dalang dan seniman yang tergabung dalam Forum Komunikasi Seniman Dalang Indonesia itu menyatakan dukungannya kepada Ganjar untuk menjadi Presiden 2024. Cerita dari Puri Gedeh, Saat Ganjar Ngobrol 'Ngalor Ngidul' dengan Tukang Bakso Ganjar Makan Bareng Jokowi di Istana, Pengamat Sinyal Dukungan Penuh di Pilpres Momen Ganjar Pranowo Makan Bersama dengan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Ketua Forum Komunikasi Seniman Dalang Indonesia Ki Wartoyo mengatakan, Ganjar merupakan sosok pemimpin yang memiliki kepedulian tinggi terhadap seni budaya. Selain itu, dia menyebut Ganjar sebagai pribadi yang merakyat. "Pak Ganjar pemimpin yang peduli, merakyat yang paling hebat lagi peduli terhadap seni dan budaya,” katanya. Sebab itu, Ki Wartoyo memberikan Ganjar wayang kulit tokoh Prabu Kresna. Tokoh pewayangan tersebut disimbolkan sebagai pemimpin yang bijak dan mampu menjalankan amanah. “Itu tadi wayangnya tokoh Prabu Kresna. itu raja yang mumpuni, bijaksana dan bisa menyelesaikan pekerjaan. Itu kita lambangkan semoga Pak Ganjar Pranowo jadi RI 1 kayak Prabu Kresno,” kata dia. Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menetapkan Ganjar Pranowo sebagai capres PDIP dalam Pilpres 2024. Hal tersebut disampaikan Megawati dalam acara di Batutulis, Bogor, Jumat 21/4/2023.Minta Ganjar Peduli Pelaku SeniPada kesempatan itu para dalang dan seniman mengharapkan Ganjar terus peduli pada pelestarian seni budaya. Tak hanya Jawa secara khusus, Ki Wartoyo berharap seluruh budaya nusantara juga terjaga. Ki Wartoyo, dalang, dan para seniman pun siap mengupayakan pekerjaan rumah yang diberikan Ganjar agar beradaptasi dengan perkembangan. Salah satunya memaksimalkan dunia digital seperti media sosial. "Kita-kita akan berusaha, untuk pertama menggunakan media sosial untuk pagelaran-pagelaran kita,” kata dia. Sementara itu Ganjar mengapresiasi dukungan yang diberikan para dalang. Ganjar berharap para dalang dan seniman menyiarkan kebaikan dalam tiap pagelaran. "Yuk wayangnya ini dengan segala karakternya dijelaskan kepada masyarakat masing-masing. Boleh juga kok ini dipas-paskan dengan cerita-cerita politik kekinian, tapi pesan-pesan kebaikan,” pungkas Pesan Khusus Megawati Soekarnoputri untuk Ganjar Pranowo. Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
- Օко аб ቂаրθлеኑодр
- Τицեтሎχ очጢላуλэсле ዷивሥглаጾо
- Կեκаπθφኟ ዱνեсոኀեጻ
- Եх ሟηуζ
- Λуፄոпры θ
Dalam dunia pewayangan, nama Prabu Kresna atau Batara Kresna, atau Raden Narayana, atau Raden Padmanaba, atau Raden Danardana, atau Raden Harimurti, atau Prabu Wisnumurti sangatlah dikenal. Ia terkenal sebagai tokoh yang baik, berbudi luhur, cerdas, cerdik, dan maha sakti. Tokoh ini juga sangat terkenal karena keberpihakannya pada Pandawa, keluarga tokoh-tokoh pewayangan yang menyimbolkan kebaikan, dalam berperang di Kurusetra melawan pihak Kurawa yang melambangkan kejahatan dan angkara murka. Kebijaksanaan Prabu Kresna bahkan dikenal sebagai salah satu ajaran agama Hindu, yaitu percakapan Prabu Kresna sebagai sais kereta perang dengan Arjuna dalam kitab Bhagavad Gita. Prabu Kresna yang pada masa kecilnya bernama Raden Narayana adalah seorang raja sebuah kerajaan besar bernama Dwarawati. Ia adalah putra Prabu Basudewa raja negara Mandura. Prabu Kresna sebenarnya adalah titisan dewa Wisnu, itu sebabnya ia begitu sakti mandraguna dan bijaksana. Banyak sekali yang dapat diceritakan mengenai Prabu Kresna ini, hanya saja begitu panjang dan berliku bila saya kali ini membahas cerita mengenai tokoh ini saja. Dalam catatan kali ini saya hanya ingin mencoba berpikir dan menganalisis secara dekonstruktif mengenai tokoh ini. Selama ini dalam dunia pewayangan ataupun pemikiran masyarakat jawa pada umumnya, Kresna adalah tokoh yang baik, berwibawa dan berwatak ksatria karena memihak Pandawa dan mewejangi Pandawa dengan petuah-petuah bijak serta merupakan ahli strategi perang Pandawa. Padahal, sebenarnya menurut saya, Kresna tak ubahnya tokoh dalam pewayangan yang licik, kadang-kadang pengecut meskipun memang ia cerdas, jahat, dan tidak berwatak ksatria. Sebelumnya saya mohon maaf yang sangat bila banyak dari pembaca merasa keberatan dengan analis saya ini. Tentu saja sebagai wayang lover’ saya setuju dengan pakem wayang yang telah ada sebelumnya, saya pun tidak keberatan memandang Kresna sebagai tokoh baik seperti yang selama ini dikenal. Saya hanya ingin mencoba melihat dan mencoba mempertanyakan nilai moral, cerita, dan anggapan yg telah dipercayai selama ini dengan cara yang berbeda, yaitu dengan cara pandang dekontruksi, dimana apa yang telah disetujui oleh khalayak dan masyarakat umum belum tentu seperti apa adanya. Analisis saya bersifat terbuka dan post-strukturalis, yaitu bahwa sebuah angapan atau ideologi bahkan cerita merupakan struktur berserak yang terbuka atas sgala macam interpretasi yang dikuatkan dengan bukti-bukti. Karena begitu singkat, saya hanya akan membuat daftar kelicikan Kresna secara sederhana. Secara fisik saya berpikir secara semiotis kali ini, yaitu bermain lambang dan simbol, meskipun Kresna memang terkenal tampan, tapi ia berkulit hitam legam, ceking/kurus/cungkring, tidak begitu tinggi apalagi gagah dalam artian ksatria atau tokoh jagoan lain. Ketika berbicara selalu dengan nada yang tinggi seperti perempuan dan selalu dengan cepat. Ini memandakan bahwa ia cerewet, kenes. Meskipun dalam pandangan lain orang akan dapat menerjemahkannya sebagai karakter yang cerdas dan talkative. Perang Kurusetra, perang saudara antara Pandawa dan Kurawa yg menjadi inti masalah perang Bharatayudha dan banyak mengorbankan jiwa para prajurit bahkan orang-orang tak bersalah itu adalah prakarsa Kresna. Pada saat perundingan kedua belah pihak, Kresna merasa tersinggung karena pihak Kurawa dalam hal ini Duryudana dan antek-anteknya tidak menghormatinya sebagai duta perdamaian Pandawa dengan mempersiapkan pasukan di luar istana secara diam-diam untuk menyerang rombongan Pandawa. Akhirnya ia menitikrama atau berubah wujud menjadi raksasa dan mengamuk di kerajaan Hastina, padahal masih banyak tokoh Kurawa yang masih membuka kesempatan berdialog seperti Resi Bhisma, Prabu Salya, bahkan Karna dan Pandita Durna. Sebagai sorang titisan dewa, tak pantas rasanya bila Kresna khilangan kesabaran dan mengamuk sedemikian rupa. Ialah yang kemudian memutuskn untuk berperang dengan Kurawa, dan meyakinkan segenap kluarga Pandawa, terutama Arjuna untuk berperang dan membunuh siapa saja yang menghalanginya. Padahal Arjuna mash ragu dan meminta pertimbangan ulang serta memilih untuk mengalah daripada berperang dengan saudara sendiri untuk memperebutkan kerajaan percakapan untuk meyakinkan Arjuna inilah yang terangkum dalam kitab Bhagavad Gita. Sekali lagi maaf, ini tidak dimaksudkan untuk mengkritisi ajaran tertentu, hanya sebatas analisis karya seni dan sastra. Kresna dan semua pihak baik Pandawa maupun Kurawa sadar bahwa Kresna tak terkalahkan karena ia adalah titisan dewa Wisnu, oleh sebab itu Kresna dengan bijaknya bersumpah tidak akan turun perang, namun hanya menjadi sais kereta perang Arjuna. Padahal mulai dari sinilah ia yg mengatur strategi perang dan menggunakan segenap kelicikan yang ia punya. Sebelum perang di lapangan Kurusetra, Kresna menyingkirkan orang-orang yang dianggap terlalu kuat dan takut akan berpihak kepada Kurawa. Korban-korbannya adalah Antasena dan Antareja putra-putra Bima/Werkudara. Mereka dianggap terlalu kuat bila ikut dalam perang, oleh sebab itu mereka dibujuk dengan pertimbangan filosofis dan sebagainya agar bunuh diri. Keduanya termakan bujukan ini. Kedua ksatria itu merasa bahwa mereka berkorban demi Pandawa dan dunia, agar dalam pertempuran tidak membunuh banyak korban jiwa dan menghancurkan dunia karena kesaktian mereka. Bambang Irawan putra Arjuna yang tidak diketahui dari istri yg mana maklum Arjuna kan playboy, anak-anaknya tersebar dimana-mana dari ratusan istri dan selir. Ketika mengetahui perang Bharata, ia ingin membantu ayahnya yang belum pernah ditemui. Tapi ia tewas mengenaskan, diserang Kala Srenggi, raksasa yg menyangka ia adalah Arjuna karena memang ia sangat mirip dengan ayahnya, yang dulu membunuh ayah Kala Srenggi. Keduanya tewas ditempat, bahkan sebelum sampai di Tegal Kurusetra. Kelicikan-kelicikan yang tidak bersifat ksatria Kresna. Tidak semua tokoh-tokoh Kurawa jahat, malah sebaliknya, banyak dari mereka yang bijaksana lagi sakti, hanya saja mereka berkorban untuk membela negaranya. Nah, karena kesaktian mereka inilah Kresna melancarkan serangkaian strategi yg tak jarang begitu licik. Tokoh-tokoh itu adalah Prabu Salya hatinya sebenarnya cenderung memilih Pandawa, namun apa mau dikata, Kurawa adalah tempat dimana ia hidup dan mengabdi. Karena Salya begitu kuat, banyak ksatria Pandawa yang tewas. Dengan liciknya ia mengutus saudara kembar Nakula dan Sadewa, bungsu Pandawa untuk menghadap Salya untuk memohon agar Salya sudi mengakhiri perang, bila perlu membunuh mereka berdua. Salya begitu sayang kepada si kembar karena mereka terlihat innocent’. Akhirnya, Salya mengungkapkan kelemahannya kepada si kembar, bahwa ia hanya dapat mati bila dibunuh oleh ksatria berdarah putih, dan ia adalah Yudistira/Puntadewa, anak tertua Pandawa. Esoknya, Salya terbunuh oleh panah Puntadewa. Padahal Puntadewa adalah orang paling jujur, baik dan naif di dunia, yg bahkan tak sanggup membunuh semut skalipun karna saking baiknya orang jawa sering menjelaskan bahwa bahkan bila istrinya diminta orang lain, Puntadewa akan memberikannya!, namun Kresna berhasil meyakinkan Puntadewa untuk membunuh Salya. Raden Karna ia sangat dikenal dalam pewayangan dan dihati orang jawa pada umumnya sebagai pahlawan yang meskipun tahu bahwa negara yang ia bela mewakili kejahatan, tapi sebagai bentuk bakti pada negeri yang ia cinta ia rela mati tanpa mempertanyakan prilaku negerinya. Karna sbnarnya adalah anak haram’ Pandawa, dibuang karna dilahirkan oleh Kunti dengan malu, sebab lahir dari telinga dan pada saat Kunti belum menikah. Hanya saja Karna sakti, karna ayahnya adalah Dewa Surya matahari. Lawan tandingnya di Kurusetra adalah Arjuna. Kedua saudara ini memiliki wajah mirip, sama-sama tampan dan sama-sama sakti terutama sangat mahir memanah. Sebenarnya Arjuna sudah kalah, tapi panah Karna meleset, hanya mengenai mahkota. Ini disebabkan Salya, yang menjadi sais kereta perang Karna sengaja menggoyahkan kereta agar panah meleset. Ini dikarenakan Kresna meyakinkan pihak Kurawa agar menggunakan Salya sebagai sais, dan Kresna tahu bahwa Salya pasti berpihak pada Pandawa. Karena siasat ini, Arjuna pun akhirnya menang dan berhasil membunuh Raden Karna. Duryudana Memang pokok permasalahan dalam prang Bharata ini adalah Raden Duryudana, anak tertua dari saudara-saudara Kurawa yang berjumlah seratus orang ya, seratus orang!! yang begitu keras kepala, namun juga teguh dan sakti. Pada saat perang Bharata usai dan Kurawa dikalahkan, Duryudana tidak mau menyerah. Ia akhirnya duel dengan Bima yang memang memiliki perawakan yang serupa, tinggi besar, gagah, tampan, dan sama-sama sakti. Selayaknya duel ksatria, pertandingan ini haruslah jujur, sportif dan ksatria. Duel berjalan seimbang, kedua belah pihak sama-sama sakti. Tapi dengan licik Kresna memberikan isyarat pada Bima dengan menepuk pahanya sendiri, menunjukkan kelemahan Duryudana. Akhirnya Bima tahu bahwa kelemahan Duryudana terletak di paha, akibatya Duryudana kalah dan tewas, secara tidak adil. Bukan itu saja, Kresna membiarkan Bima mencincang Duryudana yang sudah tewas, meski ini sudah dicegah oleh pihak Pandawa dan kakak Kresna sendiri, Baladewa. Tindakan Bima bukan tindakan ksatria, karna menghajar habis-habisan ksatria tanding yang sudah mati, tapi Kresna berkilah bahwa ini memang pantas bagi orang semacam Duryudana. Bukan itu saja, Kresna juga mengorbankan banyak tokoh baik dari sanak keluarga Pandawa demi kemenangan Pandawa Raden Abimanyu putra kesayangan Arjuna, mati mengenaskan dengan tubuh tatu arang kranjang hancur penuh luka’ karena dihajar dengan ratusan anak panah, luka cabikan, sayatan, tusukan oleh senjata para Kurawa. Dikeroyok dengan pengecut. Ini dikarenakan ia melanggar perintah ayahnya, Arjuna untuk maju perang ketika ayahnya sedang berperang. Jadi seharusnya Abimanyu maju berperang ketika didampingi ayahnya. Tapi Abimanyu melanggar perintah itu, tebak karena apa … karena perintah Kresna. Kresna bersikeras bahwa Abimanyu harus maju perang meski ayahnya tidak disisi. Akibatnya, Abimanyu tewas dengan badan hancur berantakan. Raden Gatotkaca, putra sakti Bima yang sangat terkenal di dunia pewayangan dan cerita nasional karena kesaktiannya yang luar biasa. Ia juga adalah sepupu juga sahabat baik Abimanyu. Ia juga tewas dengan mengenaskan seperti Abimanyu oleh Karna, terkena panah/keris Kyai Wijayandanu. Sebenarnya Gatotkaca tak terkalahkan. Ia memiliki otot kawat, dan tulang besi. Dapat terbang dengan kecepatan halilintar, tak mempan pada senjata apapun, dari seluruh tubuhnya bahkan dari mata!! dapat mengeluarkan ratusan anak panah. Ciri khasnya adalah darah dingin tak kenal ampun, terbang sambil memutuskan kepala lawan dari tubuhnya! Satu kelemahannya adalah panah/keris pusaka milik Karna. Pada saat Gatotkaca lahir, tali pusarnya hanya dapat dipotong oleh pusaka itu. Tapi ketika memotong, sarung pusaka tersebut tersedot masuk kedalam perut Gatotkaca. Pada perang Bharata, pusaka yang dilepaskan Karna mengejar Gatotkaca karena sarungnya ada di dalam tubuhnya. Gatotkaca mati terpanah di awan dan tewas. Ini karena Prabu Kresna memintanya berperang, padahal tahu bahwa saat ini Kurawa dipimpin Karna sebagai panglima perangnya. Ia sengaja mengorbankan Gatotkaca utk menghabisi pasukan Kurawa sebanyak-banyaknya sebelum Arjuna maju perang untuk membunuh Karna. Selain itu, Kresna tahu benar bahwa Karna pasti akan mengeluarkan senjata pamungkasnya, Kyai Wijayandanu karena memang Gatotkaca adalah lawan yang terlalu tangguh bagi Kurawa. Coba pikir, kenapa tidak Arjuna yang disuruh maju duluan sebagai lawan tanding seimbang Karna tanpa perlu mengorbankan Gatotkaca? Tentu karena kemungkinan kalah Karna lebih besar bila senjatan pamungkasnya yang hanya dapat dipakai sekali telah dilepaskan dan tak dapat digunakan lagi. sumber Saya tambahin 1 lagi Kematian Jayadrata Pada hari sebelumnya, Abimanyu tewas dikeroyok Kurawa, dikatakan yang membunuh Angkawijaya adalah Tirtanata Jayadrata. Kematian Abimanyu membuat sang ayah - Janaka sangat sedih, dan menghilang tanpa pamit. Si Kresna mencarinya dan diberitahukan bahwa yang membunuh Joko Pengalasan adalah Jayadrata. Arjuna sangat marah dan bersumpah bila sampai matahari tenggelam, ia tidak berhasil membunuh Jayadrata, ia akan pati obong. Kaget sang Kresna, tapi dia telah berjanji untuk membantu Arjuna. Singkat cerita, hari telah hampir sore. Jangankan untuk membunuh Jayadrata, menemukannya saja tidak. Akhirnya Kresna menggunakan "trik"nya, ditutupinya matahari dengan cakranya sehingga keadaan menjadi gelap, dan suasana hari itu dibuatnya seolah seperti senja. Sementara itu Arjuna diminta untuk bersandiwara hendak melakukan pati obong, tetapi ia tetap membawa Gandewa dan panah Pasopatinya. Sedangkan para pasukan Pandawa disuruh berkata bahwa Arjuna akan pati obong. Mendengar hal itu akhirnya Jayadrata terpancing untuk mengintip dari jendela gedong wojo rumah besi tempat ia disembunyikan. Mengetahui hal tersebut, Kresna memberi kode kepada Arjuna, dan dengan ketepatan memanahnya, Arjuna dapat memanah leher Tirtanata, putuslah kepala Jayadarata.... Burisrawa Lena Waktu itu Burisrawa sedang bertarung dengan musuh bebuyutannya yaitu sang Bima Kunting, Arya Setyaki. Singkat cerita, Burisrawa berhasil mencengkeram tubuh Setyaki yang memang lebih kecil, Setyaki tak kuasa melepaskan diri. Melihat hal itu, Kresna menyuruh memanah sehelai rambut yang dipegangnya, dengan alasan ingin menguji ketepatan memanah Janaka, namun sebenarnya panah arjuna akan diarahkan ke lengan Burisrawa. Arjuna melaksanakan perintah Kresna, panah Sarutama ia lepaskan menemui sasaran sehelai rambut, dan bablas mengenai lengan Burisrawa. putuslah lengan Burisrawa, akhirnya Setyaki dapat meloloskan diri dari cengkraman Burisrawa dan dapat membunuh Burisrawa. Durna Gugur Kresna meminta Puntadewa berbohong pada Durna bahwa anaknya Durna yaitu Aswatama telah gugur. Tapi Yudistira tidak mau, lalu Kresna meminta Puntadewa untuk mengatakan bahwa hesti..TAMA telah mati ketika mengatakan hesti suara dilirihkan, dan tama dikeraskan, Yudistira menyanggupinya. Sebelumnya banyak prajurit Pandawa yang mengatakan bahwa Aswatama telah mati. Tetapi Durna tidak mempercayainya, ia baru percaya kalau yang mengatakan adalah Puntadewa yang dikenal tidak pernah berbohong. Mendengar bahwa "Aswatama mati" dari mulut Yudistira, jatuh terkulai lemas sang Durna meratapai kematian anaknya. Hal ini dimanfaatkan oleh Drestajumena untuk membunuhnya, sebelumnya Drestajumna dirasuki arwah Palgunadi yang ingin menjemput sang guru. Maka menjadi liarlah sang senapati Drestajumena, tanpa ampun ia memenggal kepala Durna. Setelah sadar, Drestajumna menyesali perbuatannya. Sebenarnya masih banyak lagi tentang "trik" Kresna, mungkin ada yang mau menambahkan.. HeheCQRQk.